7 - Keanehan Hinata!

4.6K 285 19
                                    

Hinata mengerjabkan matanya berkali kali. Seingatnya jepang masih dalam musim panas. Kala itu ia Menjalani misi dengan syahdu, dipemukiman desa awan bersama bibi Hotaru. Lalu butiran es yang berjatuhan dari langit ini apa?. Daratan luas yang berselimut salju ini bagaimana bisa ada?. Dan dimana yang lainnya?, sejauh Byakuugannya memandang hanya ada hamparan es yang ia lihat.

Dirinya masih mengenakan baju misi. Namun ajaibnya tubuhnya tak merasa dingin sedikitpun. Dalam semalam bagaimana bisa keanehan menyelimutinya?.

"Hey, apa ada orang?" Hinata mulai takut.

"Heyy, kumohon jangan bercanda!" Ia membentak. Sambil terus mengedarkan pandangannya kesegala arah.

Disini terang tapi ia merasa gelap. Merasa sendiri seperti dipojok kamar kediaman Hyuuga.

"Hiks... Hiks... Tolong aku" Hinata berjongkok dan menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan.

Hinata terisak menyedihkan.

Dibelakang punggug mungilnya, Hinata tidak tahu ada wanita berambut panjang tengah memperhatikannya. Tanpa disadarinya wanita bermanik byakuugan terang itu melangkah mendekat.

"Jangan menangis, keturunanku!" ujar wanita itu.

Hinata tersentak.

"Siapa kau?, apa kau yang menculikku?" sulung Hyuga itu siap dengan kuda kudanya.

Wanita berambut panjang itu tersenyum lembut. Ia melangkah mendekat. Tapi Hinata mundur menjauhinya.

"Jangan takut" serunya menenangkan. Ia amat terusik dengan mimik waspada gadis berdarah murni itu.

Awalnya Hinata tidak percaya dan kekeh mempertahankan posisi tarungnya. Tapi melihat senyum wanita didepannya itu, ntah kenapa Hinata menjadi sedikit tenang. Tanpa mundur lagi ia biarkan wanita itu mendekatinya sampai menarik tubuhnya dan mengelus rambut indigonya.

Hinata kembali menitikan air mata, dan terisak isak didada wanita yang belum dikenalnya.

"To-tolong aku, rasanya hatiku terasa sakit a-amat sakit se-sehingga untuk ber-bernafaspun terasa se-sesak."

Hinata tak tahu apa yang ia katakan. Ia tak ingat sebab ia menangis terisak seperti ini. Ia hanya ingin mengutarakan rasa sesak yang menggerogoti hatinya. Ia hanya merasa perlu melampiaskannya pada wanita dipelukannya ini.

Wanita berpakaian kimono kuno itu hanya tersenyum lembut sembari terus mengelus rambut dan punggung keturunan darah murninya.

"Tolong aku, aku ingin keluar dari dunia yang amat menyakitkan ini Ba--"

"Panggil aku, Ibu!" Potong wanita berambut panjang itu.

"Ibu?" beo Hinata.

"Ya, kenapa?. Kau keturunanku! Darahku mengalir deras ditubuhmu. Kau mempunyai semua darah murniku, anakku!"  wanita itu melerai pelukan dan menghapus habis air mata dipipi anaknya.

Hinata tersenyum lebar. "Baiklah, Ibu..."  ia percaya begitu saja.

Wanita itu membalas senyum Hinata tak kalah lebar "namaku Kaguya Outsusuki!" ia memperkenalkan diri penuh bangga.

"Kaguya?" beo Hinata lagi. Ia merasa pernah mendengar nama itu. Tapi dimana?. Dan siapa?.

"Rasanya aku pernah mendengar nama itu, bu" Hinata berusaha mengingat ingat.

Kaguya tersenyum simpul. "Tentu! Disetiap buku dongengmu bukan" tebaknya.

"Ah, mungking kau benar" Hinata ragu. Tapi tak ingin memusingkannya. Tugasnya disini hanya perlu menyampaikam keluh kesahnya yang akan dibalaskan oleh ibunya.

Love in the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang