ONE

308 23 3
                                    

Haruno Sakura itu jahil. Kalau tidak jahil, berarti bukan Haruno Sakura. Dari kecil aku sangat yakin, kalau ada yang tidak berubah dari Sakura, pasti sifat jahilnya.

Berbeda dengan peserta MOS lain yang berusaha keras untuk memasang tampang datar dan tetap berani berdiri di lapangan, Sakura tertawa terpingkal-pingkal. Di hadapan kami, kakak-kakak OSIS berdiri berjajar dengan rupa tak wajar. Ada yang kepala dan setengah badannya berhias tepung. Ada yang kepalanya dihias selai berbagai rasa. Ada yang badannya ditempeli kapas. Yang paling beruntung, badannya hanya basah kuyub.

Seharusnya aku menyadari ada yang aneh dengan tas besar milik Sakura.

Aku heran bagaimana Sakura bisa memasang semua perangkap itu selagi anak baru disibukkan oleh kegiatan Orientasi yang dijadwalkan. Mungkinkah saat dia izin ke toilet? Tapi... Secepat itukah?

"Siapa yang berani melakukan ini? JAWAB!"

Normalnya, Sakura tidak pernah mengakui ulahnya. Meski buktinya sudah jelas, anak itu punya berjuta alasan sampai guru tak berkutik dan tidak bisa menghukumnya. Akan tetapi, kali ini, Sakura mengangkat tangannya tanpa ragu.

"Saya, Kak!"

Sakura cari mati.

"Ke depan, sekarang!"

Aku melihat jelas bagaimana anak baru menganga saat Sakura berjalan penuh percaya diri ke hadapan senior galak itu. Senyum di wajahnya menandakan seolah dia baru saja mendapat penghargaan.

"APA MAKSUDNYA SEMUA INI, HARUNO SAKURA?!"

"Santai, Kak!" Di depan sana, Sakura nyengir dan mengacungkan dua jarinya—tanda perdamaian. "saya ingin berkenalan dengan Kakak,"

Aku bersumpah melihat asap mengepul di kepala mereka setelah mendengar pernyataan cetek dari Sakura. Wow. Aku tidak tahu harus bertepuk tangan atas keberanian sahabatku itu, atau segera memesan petak makam spesial untuknya.

"Mungkin sebagian besar dari kami, anak baru, ada yang sudah berkenalan dengan Kakak dan sering chat. Tapi, selepas MOS nanti, perlahan kita pasti saling melupakan," Sakura masih bertahan dengan senyum lebarnya. "saya bukan orang yang rela dilupakan begitu saja. Jadi, mungkin dengan begini...Kakak sekalian akan terus mengingat saya?"

Senyum Sakura menipis, gadis itu berdeham kecil. Setelah itu, terdengar suara syahdu.

Please forgive me if I seem forward...

But I've never been in front of anything like you...

It's the last way I ever thought I'd do when woke up this morning...

Is it true that you are always this breath taking?

And you're smart and you're willing, and my God this is excited me...

Tell me all the things you never said...

We can sit here and talk for hours on the field...

Hari itu, hari terakhir MOS dilaksanakan, sebuah perkenalan unik dan cukup mengesankan bagi senior tercatat dalam sejarah Konoha High School.

All of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang