Priiiit!
Aku tidak keberatan saat Naruto merangkul sekaligus menyeretku keluar lapangan setelah dipersilakan Wasit untuk beristirahat. Air mineral yang sudah disediakan bagian konsumsi kuteguk dengan rakus, demi memenuhi kapasitas cairan tubuhku yang banyak keluar oleh keringat. Baru kali ini bunyi peluit terdengar amat merdu di telingaku.
Di sekolah ini, empat hari setelah ujian dipakai untuk event "Sport Days" yang berisi pertandingan persahabatan antar-kelas. Pengajuan perwakilan boleh disetujui sesuai dengan musyawarah kelas masing-masing. Berbagai jenis pertandingan diadakan, aku dikorbankan teman sekelas untuk mewakili kelas kami.Kurang ajarnya, mereka sengaja menggunakan Sakura sebagai penjamin agar aku tidak bisa menolak. Empat hari aku mandi keringat, hanya bisa mengumpat dalam hati ketika mendengar support heboh di jajaran penonton.
Sekarang, kami sampai di Babak Final Basket. Pertandingan terakhir. Babak kedua sudah selesai, pemain diberi istirahat 10 menit sebelum babak ketiga dimulai.
Heran, bagaimana aku bisa bertahan dipaksa kerja rodi empat hari ini. Bahkan tak adakah teguran dari sekolah? Sekolah ini gila. Temanku lebih gila.
"Tak usah ragu, kita pasti dapat Juara Umum!" Naruto tiba-tiba berucap penuh euforia. Teman-teman yang lain tertawa mengiyakan. Mereka optimis kelas kami akan menjadi Juara Umum di acara ini.
Hell yeah. Tentu saja kelas ini harus jadi Juara Umum. Sebagian lebih dari pertandingan sudah kumenangkan sendiri. Sisanya mungkin memang pertandingan tim, tapi tetap ada aku di dalamnya. Semua keringat ini harus ada hasilnya. Mereka berhutang banyak padaku.
"Kelas kita memang hebat!" Naruto kembali berkoar-koar.
Ha. Aku memang hebat.
Mereka mulai membicarakan ulang pertandingan yang telah kami menangkan sebelumnya. Satu per satu saling mengomentari momen kesukaan mereka pada acara ini. Melihat mereka yang bercerita dengan raut wajah bahagia...aku hanya bisa menghela napas. Kedongkolan yang kurasakan tandas.
Aku mungkin tidak dekat dengan mereka, begitu pula sebaliknya. Lingkaran sosialku terbatas pada Sakura, Naruto, Ino, dan teman satu klub—walau tidak begitu dekat. Tapi, kami tetap teman satu kelas. Kami bertemu setiap hari. Kami bersama-sama setiap hari. Jadi, jika mereka bahagia, sepertinya aku tidak terlalu keberatan dengan penderitaanku empat harian ini. Sepertinya aku jadi maso.
Ugh. Apa aku baru saja mencap diri sendiri sebagai orang yang maso? Terlalu lama bergaul dengan Naruto dan Sakura membuat kepalaku bermasalah. Aku butuh udara segar.
.
Atap gedung olahraga adalah salah satu tempat tujuanku untuk bersantai. Terutama di sela-sela kegiatan klub. Lima menit tersisa dari waktu istirahat, aku memutuskan untuk pergi ke atap. Berharap dapat menenggelamkan diri dengan dinginnya udara musim dingin sejenak, sebelum kembali ke gedung olahraga yang ramai luar biasa.
"Sasuke?"
Tapi, tidak seperti harapanku, atap tidak sepi. Ada satu orang berpakaian olahraga di sini.
"Sore, Sasori-senpai," sapaku, seraya menghampirinya.
Ya, dia Akasuna Sasori.
"Sore juga. Ngapain ke sini?" Sasori bertanya, sebelah alis matanya mengangkat—heran.
"Mau bunuh diri," jawabku asal. Dia tertawa. "kau sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All of Me
FanfictionItachi selalu bilang, jika ada perempuan dan laki-laki bersahabat, salah satunya pasti memiliki perasaan lebih. Aku selalu menyangkal, kami akan bersahabat sampai kapanpun. Tak peduli jika orang-orang bilang kami pasangan yang sempurna. Bertemu kemb...