Hei, kawan!
Menolehlah sejenak ke belakang.
Beri tahu aku, apa yang kau lihat di sana?
Percikan tawa? Momen bahagia? Penoreh luka?
Bagaimana kabar ingatan yang menjadi kenangan? Apakah cukup berkesan?
Entah denganmu, tapi ...
Kurasa, mustahil bagiku untuk melupakannya.
Tiga kata untukmu:
Aku sayang padamu. Sungguh.
... Eh, itu jadi empat ya?
.
.
.
All of Me
"Epilog"
Tujuh tahun berlalu dalam sekejap mata.
Uchiha Sasuke yang dulu dikenal sebagai maniak Fisika dan Ketua Klub Basket Sadis kini mulai menata karir sebagai arsitek kawakan. Namanya melejit cepat bersamaan dengan ekspektasi tinggi orang-orang terhadap sang penerus arsitek legendaris dunia.
Jika ada yang bertanya apakah aku mengira bisa berada di posisiku sekarang, tentu saja kujawab iya. Lugas, tanpa ada keraguan sedikit pun.
Bukannya aku sombong. Selain aku menyadari dan berusaha mengasah bakatku, aku selalu percaya tiap langkah yang kulakukan akan menghantarkanku ke mimpi yang selalu kuidam-idamkan. Kalau aku tidak percaya pada diriku sendiri, siapa yang akan percaya padaku? Mimi Peri?
Banyak sekali yang terjadi dalam kurun waktu tujuh tahunan aku merantau ke negeri orang.
Di tahun kedua perantauan, aku dipaksa pulang sebentar untuk menghadiri pernikahan Paman Obito dan Bu Rin. Aku kembali ke Prancis mengantongi amukan Ibu dan tatapan menghakimi dari keluarga yang lain. Alasannya? Hanya karena aku membelikan kalung anjing beserta talinya sebagai hadiah pernikahan mereka. Tanda kalau aku melepas peliharaanku dari kecil itu sepenuhnya pada mempelai wanita.
Coba sebutkan, apa salahku? Yang diberi hadiah saja tertawa bahagia.
Di tahun ketiga, aku diminta Sakura menemaninya menghadiri ajang penghargaan literasi. Tugasku? Jadi tiang mic dan rak hadiah berjalan.
Ganteng gini dijadikan pesuruh. Sakura ngeselin.
Yah, setidaknya dia berjanji akan selalu mengirimkan cetakan pertama untukku.
Di tahun kelima, pada suatu malam yang melelahkan, Naruto meneleponku tanpa melihat waktu. Telingaku yang malang terpaksa harus menerima detail kisah perjuangan Naruto jatuh-bangun-kayang-berguling-goyang itik hingga berhasil mencuri hati Ino.
Tahun keenam, lagi-lagi aku harus pulang untuk ikut menemani Kak Itachi melepas masa lajangnya. Jujur, yang satu ini agak mengejutkan. Dalam ingatanku, sosok kakakku adalah seorang fakir cinta yang terancam permanen jomblo. Tiba-tiba dikabari sudah memilih tanggal, tentu saja aku sama sekali tidak mengira.
Buat yang butuh pelet, bisa tuh minta rekomendasi.
Sekarang, di tahun ketujuh ...
Umurku? Matang.
Karir? Mapan.
Tampang? Sudah ganteng dari lahir.
Pacar? Hubungan selalu terjaga meski jarak memisahkan kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
All of Me
FanfictionItachi selalu bilang, jika ada perempuan dan laki-laki bersahabat, salah satunya pasti memiliki perasaan lebih. Aku selalu menyangkal, kami akan bersahabat sampai kapanpun. Tak peduli jika orang-orang bilang kami pasangan yang sempurna. Bertemu kemb...