Keumanhae Kyuhyun_Ah (END)

Part 1

'Seperti Dandelion, hidupku di permainkan oleh angin, ketika mulai nyaman dengan suatu keadaan, masalah datang silih berganti, aku, ingin seperti Dandelion hidup bebas dalam kebahagiaan bukan Dandelion yang selalu terombang ambing masalah'

Angin bertiup kencang malam ini, membuat semua orang malas keluar rumah, atau lebih tepatnya terlalu berbahaya jika memaksakan diri untuk hanya menginjakan kaki di perkarangan rumah, terlebih malam sudah semakin pekat, istirahat adalah satu-satunya pilihan banyak orang. Tapi tidak berlaku untuk seorang Park Hyunmie, dengan segala kecemasan yang menyelimuti hatinya, Hyunmie seolah tak peduli menerjang tiupan angin malam, seperti siap merobek setiap kulit yang melekat di tubuhnya.

"Jebal... kau ada dimana Kyuhyun_ah, jangan membuatku cemas." Sekali lagi Hyunmie bergumam pelan, ia sungguh berharap calon suaminya itu secepatnya ia temukan. Perlu penjelasan panjang lebar yang harus Kyuhyun dengar darinya. Kejadian tadi tepatnya di apartemennya, bukanlah sesuatu yang harus Kyuhyun lihat, Hyunmie takut, sangat takut rancangan rumah tangga yang ia idamkan kandas begitu saja. Cukup semua penderitan serta makian yang ia terima selama ini, ia ingin memulai kebahagian bersama namja yang awalnya sangat ia benci, tapi karena kegigihan serta ketulusan yang Kyuhyun berikan membuat Hyunmie yakin menikah dengan Kyuhyun, pria ini akan membawanya pada kebahagiaan yang tidak sempat ia dapatkan dari Siwon. Mantan suaminya yang harus meninggal justru setelah 5 jam dari ikrar pernikahan mereka. Tapi sekarang keyakinan itu memudar, bisakah? Sanggupkah? Kyuhyun menikah dengannya, setelah apa yang dia lihat di apartemen tadi. Sekotor apapun Hyunmie, Kyuhyun masih sanggup menerimanya, tapi apakah Kyuhyun sanggup menerimanya setelah tahu siapa Hyunmie sebenarnya, setelah dengan matanya sendiri, luka yang dulu Kyuhyun kubur naik kepermukaan? Sepertinya hanya orang dungu yang masih ingin menerimanya. Menerima seorang pelacur kelas kakap seperti Park Hyunmie.

"Seharusnya kau tidak datang malam ini, seharusnya kau tidak perlu merayakan hari bodoh ini, seharusnya kau tidak perlu terluka karenaku Kyuhyun_ah..." sekali lagi Hyunmie merutuki kedatangan Kyuhyun tadi, sambil kembali berpikir dimana namja itu kemungkinan berada. Seolah mengingat sebuah tempat Hyunmie terdiam lalu kembali berlari menembus dinginnya angin malam yang berlomba menahan langkahnya bertemu calon suaminya.

'Kenyataan lebih menyakitkan dari pada perasaan cinta yang mendalam'

Kyuhyun tertunduk di sudut ruangan yang gelap, beberapa tetes darah menyentuh permukaan lantai marmer yang Kyuhyun duduki, darah itu seolah tidak ingin berhenti dari tangan Kyuhyun, seolah mewakili rasa amarah yang meluap di hatinya, rasa sakit di permainkan takdir membuat Kyuhyun menghancurkan semua isi aprtemen yang baru saja ia beli dan ia isi bersama dengan Hyunmie beberapa hari yang lalu, apartemen yang ia siapkan untuknya dan Hyunmie setelah ikrar pernikahan terjadi, tapi rasa itu kini berganti, bukan lagi rasa ingin membahagiakan gadis yang teramat sangat ia cintai, bukan lagi rasa ingin mengisi apartemen ini dengan kebahagiaan serta senyum tawa dari Hyunmie yang bahkan sangat jarang ia lihat dari gadisnya, rasa itu berubah dalam sepersekian detik, rasa ingin membuat yeoja itu menderita, rasa ingin membuat gadisnya merasakan apa yang dulu ibunya rasakan. Kyuhyun mengepalkan tangannya kuat-kuat, menyeruakan rasa benci dan dendamnya, menyingkirkan rasa cinta yang teramat sangat yang ia miliki, menampar pikiran dan hatinya dengan kenyataan bahwa yeoja yang akan menjadi istrinya tidak lebih hanya sebuah parasit. Parasit yang membuatnya harus kehilangan ibu yang teramat sangat ia kasihi.

"Aku tidak akan melepaskanmu Park Hyunmie, luka yang telah kau tabur pada keluargaku akan ku balas secara perlahan, membuatmu meminta padaku untuk membunuhmu, tanpa harus aku yang langsung menikammu dengan pisau ini." Kyuhyun nampak tersenyum mengerikan, tangan kirinya kini tengah mengenggam sebuah pisau, pisau dapur biasa memang, tapi bagi Kyuhyun pisau itu adalah saksi bisu berakhirnya kebahagiaan keluarga Cho.