Part 5

572 30 0
                                    

"Aniya, aku hanya ingin bertemu denganmu" Yejin memalingkan wajahnya menyembunyikan senyum bahagia di bibirnya.

'Ohhh, aku dapat lampu hijau' Yejin berusaha menormalkan kembali ekspresi wajahnya dan menatap Yoongi lagi.

"Adikku sangat susah disuruh belajar, nilainya sangat memprihatinkan. Aku takut nanti dia tidak lulus ujian kelulusan, aku pernah memintanya mengikuti les di luar jam sekolah, tapi dia tidak mau. Jadi bisakah kau menjadi guru lesnya?" Yejin kembali tersenyum, ia sudah tidak bisa menyembunyikan lagi kebahagiaanya. Jalannya semakin mulus kesempatan untuknya semakin terbuka lebar.

"Tapi bukankah adik oppa tidak mau mengikuti les? Lagian juga aku belum pantas jadi guru les, kemampuanku masih pas-pasan, masih banyak yang harus aku pelajari lagi"

'Daebak, kata-kataku tadi keren sekali' batin Yejin memuji diri sendiri.

"Anggap saja kalian sedang belajar bersama, adikku seumuran denganmu dan mungkin dia juga sekelas denganmu" jelas Yoongi dan Yejin mengangguk menyetujui. Sudah cukup jual mahalnya, Yejin tidak mau nanti Yoongi kecewa dan mencari orang lain.

'Manisnya' batin Yejin sambil menatap kagum wajah Yoongi yang kini sedang tersenyum. Mata sipit lelaki itu membentuk sebuah garis lurus dengan bibir yang tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi. Senyuman yang jarang di perlihatkan lelaki itu dan kini senyuman itu di tunjukkan untuknya.

"Besok setelah pulang sekolah, aku akan memintanya ke rumahmu"

"Andwe!" tolak Yejin dengan cepat.

"Waeyo?"

"Aku saja yang ke rumah oppa, karena aku ingin... aku ingin..." bola mata Yejin bergerak gelisah, ia berusaha mencari alasan. Namun, sepertinya otak Yejin sedang buntu sekarang.

"Pokoknya aku saja yang ke rumah oppa" hanya itu jawaban yang bisa keluar dari mulutnya.

Yoongi tersenyum, "Terserah kau saja, tapi jangan terlalu memaksakan dirimu'

"Oppa, siapa namanya?" Yoongi menggelengkan kepala.

"Kau bisa tanyakan langsung padanya, dia tampan, kau pasti akan langsung terpesona saat melihatnya" Yoongi terkekeh.

"Tapi jika aku berhasil membuat adik oppa lulus, bolehkah aku minta sesuatu sebagai hadiahnya?"

Yoongi mengangguk, "Katakanlah!"

"Oppa harus mengajakku jalan-jalan"

"Hanya itu?" Yejin mengangguk. Sebenarnya masih banyak yang ia inginkan, tapi untuk sekarang waktunya belum tepat.

"Geuraeyo" ucap Yoongi menyetujui.

"Ya, Yejin! Kenapa kau meni_" Hana menghentikan kalimatnya karena ada sesuatu yang lebih menarik dari pada memarahi Yejin. Lelaki itu yang duduk di samping Yejin, pujaan hatinya sedang ada disini. Hana berlari mendekati Yoongi, kemudian ia menepuk-nepuk paha Yejin. Memberi kode supaya gadis itu memberikan ruang untuk dirinya duduk di antara mereka berdua.

'Aigooo, seharusnya aku mengunci pintu' Yejin mendengus kesal. sekarang yang bisa di lihatnya hanyalah rambut hitam Hana. Kepala gadis itu mengganggu pandangannya.

_________________

Kini Yejin sedang berdiri di depan rumah Yoongi. Ia memandang pintu utama yang bercat putih itu, merapikan sedikit rambutnya yang ia kuncir rendah. Mengecek dengan teliti riasan wajahnya dari cermin yang di genggamnya.

'Aku rasa sudah cukup' Yejin memasukkan kembali cermin itu ke dalam tasnya. Kemudian ia memencet bel.

Ting tong
Ting tong

Choice Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang