Kata orang nunggu itu ngebosenin,
Tapi nyatanya gua gak pernah bosen nunggu
Kabar dari lu Al.-Nathaniel Rahardja-
Meskipun Alya telah pergi, namun Nathan masih tetap memandangi sungai. matanya yang memancarkan kesedihan yang dalam, karena persahabatan yang dulu begitu dekat kini berubah menjadi musuh. semua ini hanya karena satu hal, yaitu tentang mencintai perempuan yang sama.
Mengapa hanya karena perempuan persahabatan kita berubah jadi permusuhan yang sengit? bahkan kini menyebut namamu saja enggan bagiku. Dan kini kau ingin mengulanginya, kau ingin mengambil wanita yang paling aku sayangi di dunia ini. bahkan sekarang kau ingin mengambil Alya dariku. kau, kau benar-benar menjijikkan.
Aku mengambil batu dan melemparkannya ke sungai dengan penuh amarah.
" AAAA...."
kataku dengan teriak tidak peduli ada orang atau tidak di belakangku."Tidak untuk kali ini Alan! kau tidak akan pernah mendapatkan Alya! Tidak untuk kedua kalinya kau merebut orang yang ku sayangi!"
dengan penuh amarah aku mengepal tanganku dan pergi menuju rumah Alan.
Dengan cepat aku memakai helm, dan kemudian melajukan motorku dengan kencang. tujuannya hanya, satu menghajar alan.
"ALAN...BUKA PINTUNYA!"
kataku sambil mengetok-ngetok pintunya dengan keras. tanganku mengepal serasa ingin menghajar anak ini habis-habisan."ALAN.."
aku mengetok pintu itu, dan kemudian keluarlah Alan dari dalam rumahnya."Bisakan kalo bertamu kerumah orang itu ada etikanya sedikit tuan Nathaniel Rahardja!"
kata Alan dengan nada tinggi sambil menunjuk wajah Nathan. tiba-tiba Nathan langsung mengambil kerah baju Alan."Kalo lo berniat untuk merebut Alya dari gua, lu akan tau sendiri akibatnya!"
kata Nathan dengan mengancam."ck..ck...ck..."
kata Alan sambil membersihkan kerah bajunya yang di pegang oleh Nathan, seakan-akan Nathan adalah virus yang harus di bersihkan dengan segera."Lu nggak perlu ngancam gua! Lu nggak perlu ngelakuin apapun demi mempertahankan Alya. cewek alay kayak gitu hanya patut di sebut loser," kata Alan dengan senyum sungging,
"Kurang ajar lu"
tiba-tiba Nathan langsung menonjok Alan, dan menghajarnya habis-habisan hingga Alan babak belur.
"Lu boleh nggak suka sama gua, tapi kalo sampe lu sakitin Alya, lu bakal liat akibatnya! Inget ini Alan !" kata Nathan.
Kemudian Nathan pergi meninggalkan Alan yang terluka parah.
Nathan menyalakan motornya, dan pergi dari rumah Alan.
"Pria aneh," kata Alan sambil memegang sudut bibir yang ada darah.
*****
Nathan pulang kerumahnya. saat di tengah perjalanan dia teringat akan Alya, kenapa gua ngerasa Alya nyembunyiin sesuatu dari gua? Bahkan dia nggak mau natap gua tadi pas lagi ngomong, resah Nathan dalam hati.
"Haahhh.. Akhirnya sampe juga," kata Nathan sambil melepaskan helmnya dan masuk kerumah.
"Bi..."
Kata Nathan sambil melepaskan sepatunya,
Bibi pun datang dari dapur."Den, baru pulang?" tanya si bibi.
"Iya bi, Mama mana?" tanya Nathan sambil melihat kiri kanan mencari ibunya.
"Nyonya pergi, ada urusan katanya. mending sekarang aden mandi, solat, abistu makan ya. bibi udah masak kesukaan Aden," kata Bi tuti dengan lembut sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss
Teen Fiction#Tim Author : Sherly Oktaviana Alya, gadis biasa-biasa saja yang hadir diantara Nathan dan Alan. Gadis broken home dan mempunyai penyakit parah yang bahkan bisa merenggut nyawanya. Mempunyai seorang kakak laki-laki yang tewas tertabrak mobil. Akan...