With You

166 24 24
                                    

Aku adalah seorang wanita,
Yang hanya mampu mengatakan cinta
Lewat tatapan mata.

-Alya Putri Anjani-

Heh, dasar kucing. Nggak bisa apa liat gua seneng bentar _-

Untuk pertama kalinya jantungku berdetak kencang saat menatap mata seseorang. Bahkan saat menatap mata Nathan sekalipun.

Tidak pernah aku melihat mata yang begitu memikau, pupil biru yang begitu berkilau, hembusan nafas yang mengundang hasrat.

Mendengar perkataan Alex tadi, aku melihat senyum indah yang terukir di bibir Alan. Untuk pertama kalinya aku melihat dia tersenyum.

"Woy, bengong bae. Masuk mba e," katanya membuyarkan lamunanku sambil mengusap wajahku.

Yang dia lakukan sama seperti yang kak Alan lakukan padaku. Kakak selalu mengusap wajahku, dikala aku marah atau sedih.

"Gua nggak bengong, tuan rumahnya aja belom nyuruh gua masuk, masa gua masuk. Ntar dikira maling lagi," kataku dengan nada jail.

"Baik, silahkan masuk tuan putri," katanya dengan mempersilahkanku masuk.

"Terima kasih," kataku dengan tersenyum.

Sedangkan dia hanya memperhatikan tingkah lakuku yang aneh, dan menatapku dengan senyumannya yang begitu memikau.

"Baru pertama kalinya gua ketemu cewek yang nggak jelas kayak lu," katanya sambil tertawa.

"Biar nggak jelas, yang penting gua cantik," kataku dengan percaya diri.

Sumpah PD-an banget gua njay...

"Iya, untung cantik," katanya dengan tersenyum.

What?! Dia bilang gua cantik?! Meleleh dah gua.

"Haha..bisa aja lu," kataku sambil tersipu malu.

Kami masuk ke dalam rumah, dan melihat Raisa yang sedang menyiapkan alat untuk membuat Rangkaian.

"Kalian cocok tau, pacaran dah." kata Alex tanpa ragu mengatakan hal itu.

Aku yang sedang minum tersedak mendengar apa yang dikatakan oleh Alex.

Aku menatap Alan, dan tampak benar dia tidak terusik dengan apa yang dikatakan oleh Alex. Justru, dia tampak sangat cuek seperti sikapnya semula.

"Ngaco lu Lex, udah yuk buat rangkaiannya," kataku dengan jutek.

Setelah 2 jam kami membuat rangkaian dan merekam step by step yang kami buat tadi untuk di presetasikan hari Rabu nanti.

"Finish," kataku sambil bertepuk tangan.

"Yaps, mau di simpen di rumah siapa?" tanya Raisa.

"Sini, biar gua aja yang nyimpen." kata Alex dengan meminta rangkaian yang di pegang oleh Raisa.

"Eh, Lan. Gua balik ya, keburu malem ntar." kata Raisa sambil membereskan buku-bukunya.

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang