XV - Ciao Adiós

658 52 4
                                    

Playlist:
Resah Tanpamu - Titi Kamal Ft Anji [hahahahahaha jujur  bingung milih lagunya:( yauda akhirnya lagu ini]
Di repeat ya genkz lagunya❤️ di mulmed udah ada kok lagunya, biar ga ribet search di JOOX aja ya lagunya biar bisa di repeat.

Maafkeun, ini scene Fachri sama Kesha💚 hehehe abisnya gemes sama mereka berdua ya ampyunnnn🤔🙃 tapi boonk. Nggak kok, scene Fachri sama Kesha mah nanti jadi viral, canda boongin.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

"Sha, emangnya hari ini lo mau jalan sama Fachri?" Sindy membereskan barang-barangnya yang tergeletak di meja, seperti buku, kostak, dan sebagainya. Gue tersenyum cerah, secerah matahari yang lagi bersinar hari ini, "iya, kenapa? Mau ikut? Niatnya sih kita berdua mau nonton, ikut aja yuk? Ajak Gina sekalian, udah lama juga kan kita nggak jalan bertiga bareng gini."

"Enggak ah, kalian butuh waktu buat berdua," gue tersenyum malu, "itu si lacoste udah nunggu di depan kelas tuh." Lanjut Sindy sambil memberikan kode lewat tatapan matanya.

Pandangan gue langsung beralih ke depan pintu kelas, Fachri terlihat sedang memainkan i-Phone miliknya, gue tersenyum lebar. "Ya semoga aja hubungan kalian kayak gini terus kedepannya ya, gue capek selalu lihat kalian ada masalah mulu."

Gue mengangguk setuju, amin.. "Ya gue sih maunya juga gitu, semoga aja deh." Sindy mengangguk menanggapi.

"Sampai berjumpa besok, ingat! Belajar dirumah, jangan pacaran terus ya, Kesha? Ibu permisi." Ucap bu Aini sarkas, gue meringis pelan.

"Si Aini, kayaknya nggak suka banget lihat lo pacaran sama Fachri, jangan-jangan dia naksir lagi sama si lacoste? Ya ampun.." gue menatap Sindy aneh, "ya nggak mungkin lah, Sin."

"Lo emangnya nggak pernah denger cerita guru yang naksir sama anak muridnya?" Gue menggeleng pelan, "emangnya ada?" Tanya gue heran.

Sindy mengangguk, "banyak, Sha. Mau gue ceritain nggak salah satunya?"

"Lain kali aja, Sin. Kesha sama gue mau berduaan dulu, byeee."

Tangan gue langsung ditarik sama Fachri agar berjalan keluar kelas. Sindy berdecak pelan, lalu menyusul langkah gue. "Tau deh yang mau ngedate, semoga lancar ya." Nada suara Sindy sedikit mengejek.

Fachri menarik ujung rambut Sindy, "lancar dong. Nada suara lo mencerminkan kalau lo sirik, kalau sirik bilang aja kali." Sindy mendengus kearah Fachri, "gue? Sirik sama lo? Hih, nggak pernah kepikiran sedikitpun. Bye, Kesha sayang! Kalau Fachri macem-macem di dalem bioskop, tampar aja oke?" Gue terkekeh pelan.

"Siap!"

"Jangan diladenin orang aneh kayak Sindy, Sha." Timpal Fachri.

"Yee, apa sih, lo? Komen aja daritadi, udahlah gue cabut. Dadahhh."

Gue berjalan berdampingan bersama Fachri ke parkiran, tapi Fachri malah narik tangan gue ke koridor pintu masuk sekolah. "Kamu nggak bawa motor?" Tanya gue bingung, Fachri menggeleng.

"Aku bawa mobil."

Oh, seperti itu. "Tumben." Sahut gue.

"Kan pengen berduaan." Alis Fachri turun-naik, ckck, gue memukul lengan Fachri pelan. "Dosa! Bukan muhrim. Lagian bisa banget cari-cari kesempatan dalam kesempitan." Cibir gue sambil menatap Fachri gemas.

Ciao AdiósTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang