XXXXI - Ciao Adiós

812 35 8
                                    

Playlist:
Because I Had You - Shawn Mendes
Lose You to Love Me - Selena Gomez
Pelangi - Hivi
I Like Me Better - Lauv

Putar semua playlistnya ya! ^•^

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾


Hari ini dijadiin sebagai hari bebas belajar untuk siswa/i kelas 12, karena tepat satu minggu lagi kita semua akan menghadapi ujian nasional, dan juga hari ini digunakan sebagai hari untuk mengenang masa-masa sekolah selama 3 tahun ke belakang. Well, rasanya waktu cepat banget ya. Yang kebanyakan diisi dengan menyanyi bersama di tengah lapangan, foto-foto, dan saling berpelukan. Ngomong-ngomong, sinar matahari siang ini panas banget ya, 1 gelas es teh manis ternyata nggak bisa menutupi semua rasa haus dan gerah di tubuh gue.

Gue bersama Gina dan Sindy, memilih untuk duduk di pinggir lapangan dibawah pohon sekalian untuk berteduh. Meskipun sinar matahari terik kayak gini, justru di tengah lapangan malah ramai banget! Mereka lagi asik-asiknya nanyi sambil joget-joget nggak jelas, termasuk anak tongkrongannya Fachri, Athala dan juga yang lainnya.

"Mata lo kelihatan bengkak gitu. Lo habis nangis, ya?" Sindy menatap gue, Gina hanya berdeham pelan.

Gue menatap Fachri yang sedang tertawa lepas di tengah lapangan bersama teman-temannya. Sesenang itu putus sama gue? "Secepat itu dia ngelupain semuanya, tentang gue sama dia, tentang kita berdua. Gue beneran nggak habis pikir, segampang itu buat dia lupain semuanya dan buang gue dari hidupnya. Sedangkan gue disini, mati-matian untuk nggak kangen sama dia setiap malamnya." Jawab gue dengan intonasi pelan.

Setiap kali mengingat kejadian semalam, hati gue langsung sakit lagi. Luka yang belum sembuh ini, terbuka lagi.

"Padahal waktu Fachri pacaran sama Maudy, nggak sampai setahun tapi efeknya bisa sampai sekarang. Dengan hebatnya si cewek iblis itu, dia bisa buat Fachri nggak bisa ngelupain dia sampai sekarang. Apa jangan-jangan Fachri di pelet?!" Sindy dan Gina menatap gue horor.

"Nggak mungkin lah gila, emangnya masih ada ya dukun-dukun kayak gitu?"

Gue mengangkat bahu, "kalau nggak ada, kenapa Nella Kharisma nyanyiin lagu semar mesem? Berarti masih ada dong?"

"Tanya aja gih sana ke mbak Nella, gue nggak ngerti sama yang kayak gituan." Ya sama, gue juga.

Gina langsung tergelak. "Nggak mungkin sih. Tapi lo tahu kan, kebanyakan cinta pertama itu yang susah buat dilupain." Sambungnya.

Cinta pertama yang paling nggak bisa dilupain, hal itu juga berlaku buat gue. Meskipun sebelum pacaran sama Fachri, gue punya beberapa mantan pacar, tapi cuman sama Fachri, gue merasa benar-benar jatuh cinta. Baru sama Fachri yang bisa menginjak waktu dua tahun kita laluin sama-sama. Cuman sama Fachri yang paling banyak kenangannya, suka dan duka semuanya jadi satu. Cuman dia. Fachri Zain Pradipto.

Karena buat gue, Fachri itu bagaikan cinta pertama. Dan juga patah hati paling menyakitkan, untuk saat ini.

"Gue mau banget ngelupain semuanya tentang Fachri! Tapi susah. Disaat gue udah niat dan yakin gitu kan buat lupain tuh cowok, tapi pasti ada aja yang buat kembali untuk mikir dua kali. Sebel nggak sih? Gue bukannya labil, tapi pasti ada aja halangannya. Kayaknya emang butuh waktu yang lama untuk gue bisa benar-benar lupain Fachri sepenuhnya." Gue menunduk dalam.

you're strong enough, Sha!

"Cara yang lumayan ampuh sih, lo harus cari pacar baru, Sha."

Gue cuman takut kalau nanti gue malah jadiin pacar baru gue itu sebagai pelampiasan rasa sayang yang gue punya buat Fachri. Jujur, itu pasti nggak akan adil banget buat pacar gue nantinya. Gue nggak mau kesalahan yang udah Fachri lakuin, malah gue ulang lagi ke diri gue sendiri dan orang lain. Udah cukup masalah kayak gini tuh satu kali aja di hidup gue. Cukup.

Ciao AdiósTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang