XXVIII - Ciao Adiós

612 46 28
                                    

Playlist:
Seandainya - Brisia Jodi
Di repeat ya genkz lagunya❤️ di mulmed udah ada kok lagunya, biar ga ribet search di JOOX aja ya lagunya biar bisa di repeat.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

"Kesha."

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

Gue mengangguk singkat. "Apa?"

"Kamu ngelabrak Navia, Sha? Kenapa harus labrak Navia? Di sekolah? Dan, kenapa aku baru tahu dari Navianya sendiri?" Fachri tiba-tiba datang dengan ekspresi galak. Kenapa sih? Oh.. jadi si cewek perusak hubungan gue sekaligus cewek gatel itu ngadu nih ceritanya ke Fachri? Kenapa baru sekarang? Aneh nggak sih? Emang. Nggak jelas abis! Bisa banget cari mukanya! Ewh.

Gue menatap Fachri seakan tidak perduli, maksudnya Fachri ngomong kayak gitu apa ya? Dia nggak terima kalau selingkuhannya gue labrak? Segitunya dia sayang sama Navia? Segitunya dia ngebelain Navia dihadapan gue yang notabennya adalah pacarnya sendiri? Haha, bagus! Gue udah muak sama semuanya! Ditambah Maudy, sekarang ada aja lagi! Kapan berakhirnya sih ini.... gue capek!

Tekanan batin terooosss!

"Kenapa emangnya? Kamu nggak suka kalau Navia aku labrak? Nggak terima? Mau protes? Silahkan aja, aku bakalan dengerin kok semuanya. Lagipula, kejadian itu udah lama banget ya! Kenapa baru dibahas sekarang?" Gue tersenyum semanis mungkin, sabar... "Mau kamu apa sih, Sha?" Tanyanya sarkas.

"Mau aku? Banyak!"

"Aku cuman nggak suka aja ngelihat orang asing datang ke hubungan kita, cuman mau buat hubungan aku sama kamu jadi berantakan kayak gini." Jawaban gue benar, kan?

"Berantakan apanya sih?!" Fachri sedikit membentak gue. Gila sih, dia kerasukan jin apa coba? Aneh banget. Nggak biasanya tahu! Ini pasti karena hasutan si nenek sihir itu!

Mana galak banget, pula!

"Oh jelas. Berantakan. Buat aku, nggak tahu kamu ngerasanya kayak gimana."

"Ya tapi nggak harus ngelabrak Navia segala, kan? Malu, Sha! Kamu udah gede! Bukan anak kecil lagi. Kamu juga cuman salah paham sama ini semua!" Lanjutnya.

Oh, ternyata dia nggak ngaca!

"Kalau aku kayak anak kecil, kamu mau apa? Ini hidup aku ya, Ri! Lagian kamu sadar! Aku nggak mungkin ngelakuin ini kalau bukan kamu duluan yang mancing aku buat ngelakuin ini! Introspeksi diri sendiri dulu deh, sebelum ngomong. Aku nggak akan kayak gini kalau kamunya kemarin nggak macam-macam sama Navia! Paham?"

Sumpah. Gue. Udah. Capek. Banget. Sama. Semuanya. Apalagi. Sama. Fachri.

"Kamu pikir deh sekarang! Apa aku baik-baik aja lihat kamu mesra-mesraan sama Navia kemarin. Coba kamu pikir, Ri! Sedikittt aja! Oh iya, lupa, kamu kan nggak punya otak. Apalagi hati.

Fachri menggeram. Gue melipat ke-2 tangan gue didepan dada, mau putus aja! Pokoknya mau putus!

"Mesra-mesraan gimana, sih? Kamu lihat emangnya aku genit-genit ke Navia? Masalah anter-jemput itu karena rumah aku searah sama Navi! Itu aja kok, masih belum cukup informasinya buat kamu?"

Ciao AdiósTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang