Pertemuan Pertama

874 11 0
                                    

"Ma, aku sudah membayar rumah yang mama inginkan... Dan malam ini kita bisa berangkat kesana ma" ucap Riyo pada Zahra, mama Riyo.
"Apa tidak terlalu buru-buru Yo? Mama belum siap siap sebelumnya" jawab Zahra sambil menata hidangan makan malam di meja makan.
"Mama tidak usah hawatir, biar pengawal Riyo yang membereskan semu ma. Setelah makan malam ini kita berangkat ke sana."

"Baiklah Yo, mama panggil adikmu dulu."

"Hmm."

"Kakakkk..."

Uhhuukk Uhhuukkk

"Kakak kenapa?" tanya Laura panik melihat kakanya tiba² tersedak.
"Lo ngagetin gue mulu kerjaan lo? Udah makan, kita pindah ke rumah baru kita malam ini juga."

"Ahh, lo knapa gak bilang ke gue sih kak? Kan gue belum pamit sama temen temen kak" gerutu Laura.

Riyo mendekat ke telinga Laura sembari berbisik, seketika itu muka Laura berubah menjadi panik dan takut. Mama Riyo hanya geleng-geleng kepala yang melihat ke dua anaknya tak pernah akur.


°Kediaman Jesicha°
"Kak, di luar kayaknya ada yang pindah rumah deh! Brisik bangett" ucap Iqbal yang sedikit terganggu karena suara brisik di luar.
"Mungkinn" balas Andi yang dengan masih fokus dengan film Upin&Ipin sekarang.

"Kak, Jesi mau ke ruma Silvi dulu." tiba tiba Jesi ada di belakang mereka yang sudah perpenampilan sedikit rapi.
"Ikutan dong Jes" rengek Andi serta menunjukan pupy eys nya.
"Ngapain sih kak? Jesi bisa sendiri kok. Jangan lebay deh" sengit Jesi, karena merasa jijik dengan kakaknya.

"Ini udah jam 9 Jes, lo wanita. Papa bisa marah besar kalo lo kenapa kenapa" ucap Andi dengan tatapan serius.
"Bilang aja lo mau temuin Silvi, sok sokan jaga gue." tatap Jesicha sinis.
"Hehehe, tau aja lo Jes. Gue kan udah lama gak ktemu Silvi." jawab Andi dengan cengiran.
"Yaudah, gak jadi deh... Jesi masuk dulu." tanpa menunggu jawaban Jesi lalu meloyor menaiki tangga ke kamarnya semula.

"Dasar adik durhaka, gak kasian apa sama kakaknya sendiri? Ciihhh..." gerutu Andi sambil melirik Iqbal tajam karena dari tadi cekikikan sendiri.

Di dalam kamar, Jesi mulai terganggu karena di luar rumahnya cukup ramai. Karena penasaran, Jesi mengintip dari balkon kamar Jesi.
Tanpa sengaja, tatapan mata Jesi dan Riyo bertemu, dan Riyo kembali fokus pada orang² di sekelilingnya.
"Iisshhh... Brisik banget sih" Jesi lalu masuk kembali dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia tertidur..

°pagi hari°
"Jes, lo nanti berangkat ke sekolah di antar temen gue. Kakak ada kerjaan mendadak" kata Andi di meja makan.
"Lo apa apaan sih kak? Emang gue barang apa di titipin segala. Gue udah gede kalik kak" sentak Jesi.
"Semua pengawal lo pindah ke prancis Jes, jangan bantah gue. Ini perintah. Sebelum pengawal baru lo datang, gue atau temen gue yang akan nganterin lo." bentak Andi.

"Iqbal berangkat sediri kan kak?" tanya Iqbal menahan tawa karena melihat Jesi yang cemberut.
"Iya."
"Yess. Kasian tuan putri." jawab Iqbal sembari melirik Jesi di depannya.

"Jes, cepetan lo berangkat. Temen gue udah ada di depan."

"Ya." jawab Jesi sambil meloyor ke luar rumah. Setelah membuka pintu gerbang, Jesi sangat terkejut manusia yang akan mengantarkannya. Pria berpakaian rapi berjas hitam layaknya seorang kantoran.

"Lo bener yang jemput gue? Masak iya lo harus pakaian kayak gitu?" tanya Jesi memunculkan sifat dinginnya.
"Jangan banyak bicara, gue ada meeting pagi ini." jawab seorang pria tersebut tak kalah dinginnya. Lalu melangkah meninggalkan Jesi masuk ke dalam mobil.

Lovely my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang