Hari ini dimana hari kebahagiaan antara Jesicha dan Riyo. Hari pernikahan mereka dan hari ulang tahun yang ke-17 untuk Jesi.
Jesi telah di rias secantik mungkin, mengenakan baju pengantin yang serba warna putih, serta menggunakan mahkota nan mewah. Ia masih belum siap dalam permberkatan di katredal ini, yang akan di lanjutkan dengan acara ulang tahunnya juga.
"Ayo Jes, pengantin pria sudah datang. Papa mu sudah menunggu di luar." kata Silvi, ia juga terlihat sangat cantik dengan gaun panjangnya.
"Gue takut Sil.." ucap ku lirih.
"Lo tenang Jes, jangan gugup. Ada gue di samping lo. Ayo, papa lo udah nunggu dari tadi. Acara pemberkatan akan di mulai." Silvi mencoba menenangkan.
Jesi pun berdiri dari depan meja riasnya, lalu berjalan keluar. Benar saja papanya sudah siap, sangat terlihat gagah dan lebih muda.
Jesi di gandeng papanya menuju calon sang suami. Setelah mengucapkan ikrar janji suci, di akhiri dengan ciuman mesra dan mendapat tepuk tangan yang sangat meriah.
Di lanjutkan dengan acara ulang tahun Jesi. Mulai dari doa, dan meniup lilin. Potongan kue pertama Jesi berikan untuk sang papa, potongan kedua untuk Riyo yang sudah menyandang status suami. Lanjut dengan teman² dekatnya, terlihat Silvi sangat tersenyum bahagia melihat sahabatnya menemukan kehidupan baru.
Acara ini berlangsung hingga pukul 5 sore.. Banyak tamu undangan yang pamit undur diri, Riyo dan Jesi mendapatkan banyak ucapan dari para tamu yang hanya di balas dengan senyuman.
"Yo, gue pingin pulang." Jesi memberanikan diri mengajak suaminya pulang lebih dulu setelah hampir tamu undangan keluar.
"Lo punya kaki kan? Bisa pulang sendiri tanpa gue." jawab Riyo dingin, lalu meninggalkan Jesi sendirian.
Jesi hanya diam, menunduk, tak tau apa yang harus di lakukan. Ia fikir Riyo akan menjadi suami yang akan menyayangi nya.
Jesi lalu masuk ke dalam kamar khusus, ia segera mengganti pakaiannya dengan gaun simpel. Ia buru-buru keluar dari gereja, mencari taxi lalu pulang lebih awal. Sungguh pernikahan yang menyakitkan..
~Riyo POV~
Aku turun dari mobil dengan teman-teman ku, Gilang pun selalu mendampingiku dan mengarahkan acara pernikahan ini. Yah maklum saja, dia sudah pernah menikah 3 tahun yang lalu.
"Ayo masuk Yo, sebentar lagi kamu jemput istrimu yang di antar papa mertuamu." aku hanya mengangguk dan berjalan paling depan.
Setelah menunggu sedikit lama, akhirnya acara di mulai. Benar saja, Jesi berjalan ke arahku menggandeng tangan mr.Bagaskara. jujur saja aku sangat terpesona dengan kecantikannya pagi ini, namun aku segera menepisnya. Aku tak mau terlalu dalam menghianati Allen orang yang aku sayangi selama ini.
Setelah tukar cincin, mengucap ikrar janji suci lalu di akhiri ciuman mesra. Aku sedikit gugup, namun ini adalah keharusan, toh ini hanya sekali. Aku pun memberanikan diri mencium singkat bibirnya dan mendapat tepuk tangan yang sangat meriah.
Acara ini di lanjutkan dengan ulang tahun Jesi yang ke 17, semua acara selesai hampir pukul 5 sore. Tamu undangan banyak yang pamit undur diri, aku dan Jesi mendapat banyak pujian, doa, dan ucapan. Kami berdua hanya membalas dengan senyuman.
"Yo, gue pingin pulang." tiba-tiba Jesi bersuara.
"Lo punya kaki kan? Lo bisa pulang sendiri tanpa gue." jawabku singkat lalu ku tinggal dia sendirian. Aku lebih memilih kumpul dengan teman-teman kerjaku dari pada istri tengilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely my Husband
RomanceCinta memang membutakan segalanya, salah satunya diriku sendiri. Seorang CEO Milyarder jatuh cinta dengan seorang gadis muda SMA.