Papa(?)

536 7 0
                                    

Setelah bel pulang berbunyi, aku dengan cepat merapikan alat tulisku. Ku lihat Nina melihatku dengan senyuman manisnya.

"Lo gak pulang Nin?" tanyaku sambil menoleh padanya.

"Pulang kok, tapi gue nungguin lo." jawabnya masih dengan senyum di bibir pink alaminya.

"Emmm... Tapi gue mau ke toilet dulu, gak papa kan?" tanyaku dengan menaikkan satu alisku.

"Iya, aku tunggu di lobi ya." jawabnya lalu berjalan keluar.

Aku juga mengikutinya dari belakang, tapi aku berbelok arah mencari di mana toilet berada. Yahh, maklum lah ini hari pertama ku masuk ke sekolah ini..

Tiba² ada yang menepuk pundak kanan ku, aku lalu berbalik badan menoleh siapa pemilik tangan itu.

"Putri ya?" tanyaku dengan mengkerutkan kening.

"Jesi kan? Yang waktu kemarin kita ketemu di kantin?" tanyanya tiba². Aku lalu mengangguk dan tersenyum lega, ku kira orang jahat atau orang yang mau mencelakai ku.

"Mau kemana? Arah pulang bukan di situ." tanyanya lagi.

"Eh . . i-.. Iya, aku mau ke toilet dulu, tapi aku gak tau di mana toiletnya." jawabku memelas.

"Oh . . yaudah aku anter yuk!" aku mengangguk dan berjalan mengikutinya.

Lalu aku masuk ke dalam, meletakkan tas sekolah ku di dekan wesel. Aku mencuci muka ku dan mengelap dengan tisyu yang ku bawa dari rumah.

Memakai bedak tipis, lipstick pink yang hanya membuat lebih segar dan fresh. Tak lupa menyemprotkan minyak wangi di tubuhku, setelah puas dengan penampilanku aku lalu berjalan keluar.

"Yukk.." ajakku sambil menarik tangannya.

"Emmm. Jes, lo masuk kelas apa?" tanyanya di sela² perjalanan.

"XII IPA 2, kenapa?" aku balik tanya.

"Kelas ku gak jauh dari kelasmu kok. Aku XII IPS 3." jelasnya.

Aku hanya senyum, tak mau menjawab. Aku hanya takut jika nanti malah menanyakan tinggalku dan keluargaku, bisa² aku keceplosan..

Ku lihat Nina masih setia menungguku di loby sambil memegang beberapa buku di tangan kirinya. Aku jadi ingin bertemu Silvia, dia kan sahabat paling baik yang aku kenal.

"Emm, Nin lo mau pulang ke arah mana?" tanyaku.

"Ah, iya gue lupa. Gue di jemput kakak gue, gue kira lo sama kan? Jadi gue mau nungguin bareng elo." jawabnya antusias.

"Gue pulang naik taxi aja Nin, oke gue duluan ya. Dahh.." aku meninggalkan mereka dengan melambaikan tangan.

"Sampai ketemu besok kawan." teriak mereka kompak setelah aku masuk ke dalam taxi pesananku.

Di dalam taxi aku selalu senyum, sangat senang aku akan ketemu papa sama kedua saudaraku.

"Dik, mau turun di mana?" tanya supir taxi membuyarkan lamunanku.

"Ah, emm . . di jalan cempaka blok M pak, berhenti di rumah nomer 24 pak." jelasku.

Lalu sopir itu mengangguk, aku mengeluarkan ponselku dalam tas. Ah, kenapa aku lupa meminta nomor dari kedua teman baruku...

Biarlah, aku mencari nama kontak di ponselku.. Lalu aku menulis pesan untuknya.

To: Silvia
Sil, nanti gue mau ke rumah papa. Lo dateng ya sepulang sekolah.

Lovely my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang