"Hallo, ma?"
"Riyo, malam ini mama ada tamu. Kamu bisa pulang secepatnya sayang?"
"Maaf ma, malam ini Riyo akan menyusul Gilang ke Bali, di sana ada pembangunan panti asuhan ma."
"Tidak Riyo, kamu harus pulang. Atau mama akan menganggap mu anak durhaka?"
"Ba- baik ma. Riyo pulang sekarang."
"Mama tunggu Riyo, jangan kecewakan mama."
"Baik ma."
TTUUTT. Sambungan telepon terputus. Riyo melihat arloji di pergelangan tangan kirinya, menunjukkan pukul 17.57 ia lalu menyambar Jas hitamnya dan berjalan keluar ruangan. Para karyawan berlalu lalang, ada yang bergegas pulang dan ada yang dengan pekerjaan lemburannya. Riyo berhenti di depan meja resepsionis.
"Bella, hubungi Gilang. Bilang aku ada urusan mendadak." Ucap Riyo sambil mengenakan jas biru dongkernya.
"Baik pak."
Tanpa menunngu jawaban, Riyo langsung bergegas pulang sebelum mamanya marah untuk kedua kalinya. Hanya memakan waktu 40 menit untuk tiba di rumah, Riyo menatap ruang makan dengan sedikit terkejut, melihat orang paruh baya yang sangat berwibawa di rumahnya.
Apa itu calon ayah tirinya? Oh tidak, mamaku tak sebodoh itu !
Kedatangan orang tersebut membuatnya sedikit kikuk, merasa ada yang tidak beres.
"Yo, cepat kamu mandi. Segera turun dan makan malam, ada yang akan mama bicarakan.""Iya ma, Riyo mandi dulu. Permisi ma"
Riyo lalu menaiki anak tangga untuk masuk ke kamarnya, entah sudah berapa lama ia tak tidur di ranjangnya. Karena kerjaan kantor yang menuntutnya, ia lebih sering ke apartemen yang hanya memakan waktu 15 menit dari kantor. Itu akan membuat sedikit lebih cepat jika ada pekerjaan mendadak.
Riyo hanya mengenakan kemeja panjang hitam yang di gulung sampai siku dan celana jeans yang membuat dirinya lebih kelihatan muda dan tampan. ia segera turun untuk makan malam, tak enak juga harus berlama lama di kamar jika ada orang yang menantinya dengan segera.
"Duduk sayang, mari kita mulai makan malamnya."
Riyo hanya membalas dengan senyum dan angukan kecil, masih binggung dengan orang setengah tua di depannya yang selalu mengawasi dirinya dari sepulang kerja. Makan malam di mulai dengan diam, hanya suara sendok yang berperang di sana."Riyo, kenalkan ini mr.Bagaskara" ucap Zahra memulai semuanya.
Riyo berjabat tangan dengan mr.Bagaskara, dan memperkenalkan dirinya."Bagaimana mr.Bag?" tanya mama
"Saya sangat terkesan dengan anak anda nyonya. Saya percaya bahwa putri saya sangat menyukainya." jawab mr.Bag
Riyo sedikit kaget dengan apa yang di ucapkan mr.Bag, apa yang telah di rencanakan kedua orang tua ini?"Terima kasih mr." seraya menoleh kepada Riyo yang binggung sedari tadi.
"Riyo, apa kamu sudah punya pacar?" tanya mama yang membuat lebih binggung.
"Be- belum ma. Kenapa?" jawab Riyo."Baiklah mr.Bag, terima kasih untuk kunjungannya. Salam untuk putri anda." ucap mama kemudian. Tak lama orang yang bernama Bagaskara tersebut undur diri dan sekali lagi Riyo berjabat tangan dan mendapat pelukan singkat.
"Yo, ikut mama."
"Iya ma."
Riyo hanya bisa menuruti kata mamanya. Riyo berhenti di taman samping rumahnya dengan sang mama, Riyo duduk di meja dekat kolam dan di ikuti mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely my Husband
RomanceCinta memang membutakan segalanya, salah satunya diriku sendiri. Seorang CEO Milyarder jatuh cinta dengan seorang gadis muda SMA.