Hari Pertama

514 7 0
                                    

°Jesicha POV°

"Ah, akhirnya selesai." ucapku menepuk² celemek yang kotor sehabis masak.

Aku melihat jam dinding, pukul setengah 5, aku lalu bergegas mandi setelah menata hidangan masakan untuk makan malam.

Aku sengaja mengenakan dress pink imut selutut dengan lengan pendek, mekup tipis supaya terlihat segar.

Aku lalu mengambil ponsel mengirim pesan untuk Riyo supaya makan malam di rumah saja.

To: Riyo M
Yo, gue udah masakin makan malam, makan di rumah ya😊

Setelah mengirim sms, aku menunggu sambil menonton tv. Jam sudah pukul 8 malam, namun Riyo tak menampakkan dirinya dari pintu.. Akhirnya aku mencoba mengirim sms lagi, keburu makanannya dingin tak enak di makan.

To: Riyo M
Yo, pulang jam berapa sih? Masakannya keburu dingin gak enak..

Tak ada jwaban, aku sangat kecewa menoleh meja makan penuh dengan masakan. Aku sendiri tak berniat makan, apalagi aku hanya makan pagi tadi dan minum es jeruk.

Pukul 12 terdengar pintu terbuka, aku lalu menoleh. Riyo pulang dengan penampilan kusut, mungkin dia lelah.

"Yo, kenapa lo gak bales chat gue? Gue udah masak banyak buat makan malam." tegurku sedikit marah.

"Gue udah kenyang." jawabnya dingin lalu pergi ke kamar. Pintu di tutup dengan keras bersamaan dengan air mataku yang jatuh bebas.

Aku menghampiri meja makan, rasanya tak bernafsu sama sekali. Percuma aku lelah² masak kalo akhirnya hanya di buang, aku hanya bisa menatap nanar semua masakanku yang tak tersentuh sedikitpun.

Lalu tiba² Riyo keluar dari kamar sudah menggunakan pakaian santainya berjalan ke arahku, ah bukan lebih tepatnya ke arah dapur.

"Gak bakalan kenyang kalo cuma di liatian doang." kata²nya tetap ketus dan dingin.

"Gue mau lo temenin makan Yo, gue udah capek² masakin ini semua. Seenggaknya lo mau hargain kebaikan gue." kataku menahan air mata yang ingin keluar.

"..." tak ada jawaban. Ku lihat Riyo berjalan menuju ruang tamu menyalakan laptopnya lagi.

Aku lalu masuk ke dapur membawa masakan yang tak tersentuh sedikit pun.

Aku urungkan membuang makanan itu, lalu aku mengambil wadah lain memindahkan semuanya dan membawa keluar.

Aku celingukan . .
Lalu aku tersenyum dan jalan menghampiri dua orang yang sedang istirahat di posko.

"Selamat malam pak." sapaku ramah pada security apartemen Riyo.

"Ada apa nona?" tanyanya tak kalah ramah.

"Maaf pak, ini saya mau membagikan makanan buat bapak² di sini. Tadi kebetulan saya masak begitu banyak tapi mama saya ternyata makan di luar." jawabku, tak sepenuhnya bohong kan(?)

"Waahhh . . terimakasih nona." jawabnya sambil menerima kantong kresek yang aku bawa.

"Iya pak." kata ku dengan senyum tulus.

Satpam itu kembali melihat ku, lalu . .

"Apa ada lagi nona?" katanya.

"Tidak pak, hanya saya mau minta tolong mulai besok tolong carikan taxi buat ke sekolah ya pak." ucapku sopan.

"Nona tenang saja, pasti bapak bantu." jawabnya ramah.

"Nama saya Jesicha pak, panggil Jesi saja." aku mengenalkan diri.

Lovely my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang