Kepulangan papa

494 6 0
                                    

°Jesicha POV°

Aku mencari taxi di depan gereja, suami tak tau diri. Istri minta pulang malah di suruh pulang sendiri...
Tak butuh lama akhirnya aku dapat bebes dari orang² jahat itu, badanku terasa letih. Aku ingin makan dan mendinginkan otakku sejenak..

"Pak, turun di caffe depan ya pak." pintaku pada supir taxi.

Setelah membayar aku lalu masuk, memesan beberapa makanan . . ku lihat sekeliling banyak kaum yang sibuk dengan sendirinya. Tak sengaja tatapan mataku bertemu dengan dua orang tak ku kenal, ia sangat lekat memandangiku. Membuatku merasa tak nyaman...

Aku memakan pesananku, perutku terasa sangat lapar... Setelah makanan ku habis, aku ingin merefreshing otakku dengan permainan atau apalah yang dapat mengembalikan mood ku.

Aku duduk di kursi bar memangku tas kecilku, tangan kanan ku yang lincah memainkan ponsel... Kaki kananku yang ku tumpangkan ke kaki kiri, membuat dress mini ku memperlihatkan separuh paha ku.

Kurasa ada orang yang memegang tangan kiri ku, aku sangat terkejut. Namun lama² tangan itu berubah menjadi remasan nafsu, aku segera menepis kasar..

"Hey, kau kenapa cantik?" tanyanya meggoda.

"Kalian siapa? Jangan berani²nya sentuh aku sedikit pun." ucapku tajam.

Hahahahahaa.. Kedua orang itu tertawa riuh, membuat ku semakin takut . . tolong, siapa pun tolong aku !!

"Ayolah, kau minta uang berapa?" tangannya mulai meraba tengkuk ku. Tak terasa badanku bergetar takut, menahan tangis.

Aku lalu berdiri, ingin segera keluar dan pulang. Namun kedua tanganku di gengam sangat erat, hingga memerah di pergelangan tanganku.. Aku mencoba melepaskan, menarik, namun hasilnya nihil.

Salah satu pria itu telah membuka resliting belakang bajuku, oh Tuhan . . aku takuutttt.

"Bawa dia ke dalam." perintah orang yang memegang tanganku, lalu temannya mencoba menggendongku namunn...

Bbbrrruuaaakkk . . laki² itu tersungkur menubruk meja. Setelah tanganku terlepas aku lari meringkuk takut dan malu di dekat kursi bar. Aku tak dapat melihat apa yang terjadi, hanya suara pukulan dan riuh orang penonton.

Aku merasa ada orang yang mendekatiku, mengenakan sesuatu hanggat di tubuh ku.. Bau maskulin menyeruak di hidung ku, dia Riyo.

Dia lalu menuntunku keluar, dan mendudukkan di meja panjang agak jauh dari pintu caffe. Aku hanya diam, takut.. Takut jika Riyo marah..

"Kau tak apa apa?" suara briton tua itu keluar, aku lalu melihatnya. Aku tak tau dia siapa, mungkin orang yang menolong ku tadi.

Riyo yang menjawab, aku hanya diam.. Ku dengar mereka berbicara panjang lebar, hingga orang tua itu menyebut bahwa ia adalah ayah Riyo. Tubuhku lalu menegang, tak percaya, dia papa mertuaku??? Ohh shitt . . .

Aku masih diam mengamati anak dan bapak itu . . hati ku sakit, dada ku sesak mendengar penjelasan papa mertuaku di saat aku masih bayi.

Sampai akhirnya papa Riyo tertunduk di hadapan Riyo, memohon. Namun ku lihat Riyo hanya diam tak bersuara, aku tak tega orang yang menyelamatkan ku juga papa ku sendiri harus seperti itu.

"Yo, maafkan papa. Dia juga orang tua mu Yo." ucapku memegang lembut tangan Riyo, berusaha menyadarkan. Lalu ia menarik berdiri badan papa dari hadapannya, entah mengapa aku merasa lega. Kami lalu pergi ke dalam mobil Riyo dan meluncur cepat ke rumahku.

Namun . . sepii, keadaan rumahku. Dekorasi yang tak sempurna, orang pekerja membereskan dekorasi yang baru tadi pagi di siapkan.

Aku lalu lari masuk ke dalam rumah, terlihat papa menunduk menangis di hampit oleh kak Andi dan Iqbal yang berusaha menenangkan. Tak ada siapa² selain mereka bertiga di depanku...

Lovely my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang