Pagi-pagi keluarga Hading & Bagaskara telah repot ramai² menyiapkan kepindahan kedua putra putri mereka.
"Ma, Riyo berangkat." pamitku pada mama, lanjut papa, Laura dan keluarga Bagaskara yang di ikuti Jesicha.
"Bro, gue pamit ya. Lo bisa main ke apart gue kapan aja." ucap ku pada Andi.
"Gue gak nyangka Yo, lo bakal jadi adik ipar gue." katanya dengan kikikan kecil, aku hanya memutar bola mata malas.
Setelah pamit kepada semua, aku lalu masuk ke dalam mobil lamborghini hitamku. Menuju apartemen tempat tinggal baru ku dan Jesi.
"Lo mau langsung ke sekolah?" tanyaku di sela perjalanan.
"Enggak." jawabnya singkat dan beralih dengan ponselnya.
"Ini masih pagi, lo bisa langsung pergi ke sekolah." suruhku.
Dia menoleh, "Gue gak sekolah, semua temen dan guru udah tau gue nikah. Mana mungkin gue masih di terima sekolah di sana?" jawabnya panjang.
"Besok biar Gilang anter lo cari sekolah baru." jawabku.
"Gilang siapa? Kenapa gak lo aja, lo kan suami gue?" tanyanya lagi.
"Gue banyak kerjaan. Udah, turun." aku lebih dulu turun dan masuk, menyuruh pegawai di sana yang akan membawakan barang² bawaan.
Aku masuk ke dalam lift, menekan tombol 25 menuju kamar ku di lantai paling atas.
Setibanya, aku membuka pintu kamar. Mengedarkan pandanganku, sudah beberapa hari ini aku tinggalkan.
"Kamar gue di mana Yo?" tanya Jesi tiba².
"Sana." ku tunjukkan kamar bersampingan dengan kamarku.
"Barangnya tadi udah sampek belom?" tanyanya lagi.
"Gue gak tau, lo tunggu aja. Nanti biar pegawai yang menata semua." jawabku lalu pergi ke kamarku.
Aku lalu pergi ke dalam kamar mandi, membersihkan tubuh dan berpakaian kantor ku. Memang sebagian baju ku tertinggal di apart, karena dulu ini rumah kedua ku.
Aku mencium bau masakan, membuatku sangat lapar saja.. Aku lalu bergegas keluar, benar saja di meja makan sudah banyak menu makanan yang mengiyurkan.
"Sarapan dulu Yo." suruhnya. Aku lalu mendekat ke meja makan, bersebrangan dengan duduk Jesi.
"Ini lo yang masak?." tanyaku memastikan.
"Iya, tadi gue buka kulkas ada ini. Yaudah aku masak, dari pada gak ada kerjaan apa²." jawabnya dengan senyum sumringah.
Aku hanya ber oh ria, sambil menikmati sarapan pagi ku. Tak rugi juga aku menikahi gadis itu, bisa menjadi pembantu sekaligus..
"Aku berangkat dulu, nanti Gilang ke sini anter lo ke sekolah baru. Jadi siap² saja." kata ku sebelum benar² pergi.
"Iya, makasih." jawabnya. Aku sedikit kaget dengan ucapannya yang terakhir, aku lalu beranjak keluar menuju kantor.
Aku turun dari mobil, kulihat perusahaan pusat yang ada di depan mataku saat ini.
"Semua usaha papa dan aku dari nol terjawab sudah." gumamku, lalu berjalan masuk ke dalam.
Aku berhenti di meja resepsionis samping pintu kerjaku.
"Gilang sudah ada?" tanyaku pada Bella."Belum pak." jawabnya.
"Suruh dia datang sekarang juga. Saya tunggu di ruang kerja." suruhku lalu berjalan ke meja kekuasaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely my Husband
RomanceCinta memang membutakan segalanya, salah satunya diriku sendiri. Seorang CEO Milyarder jatuh cinta dengan seorang gadis muda SMA.