Ketika aku melangkahkan kakiku menuju ke dalam rumahnya,aku merasa sedang berada di dalam museum, barang-barangnya disusun begitu rapih.
"Rudra, gue pengen selfie sama lo" "Selfie? Ok"
Rudra pun mendekat padaku, dia berada di sampingku, aku mendekatkan pipiku pada pipinnya. Cekrek... Satu foto sudah disimpan. "Satu lagi ok" paksaku "Ok"
Kali ini Rudra merangkulku, jantungku berdegup kencang aku nelihat padanya, dia pun melihat padaku. Aku tidak sengaja menekan tombolnya dan... Cekrek... Satu foto candid sedang bertatapan. Aku dan Rudra tersadar dan melepas rangkulannya.
"Hmm Maaf, ok kita mulai aja belajarnya. " pintaku salah tingkah. Beberapa menit berlalu. "Rudra kalau yang ini gimana? Tolong ajarin gue ya" pintaku. "Oh ok, yang mana? Oh kalau deret aritmetika pakai rumus Sn=n/2 (a+Un) " jelasnya. "Oh ok, thanks Rudra"
Kami mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh sampai Rudra merasa lapar. Kruuukkk...
"Suara apa itu Rudra? " tanyaku tertawa geli. "Hmm maaf Rasel, perut gue manggil" jawabnya tersipu malu. "Mmm gapapa mau gue buatin nasi goreng? " tawarku. "Engga, ga usah, biar bi pooja aja yang buatin" "Heeii gapapa, lagian bi pooja mungkin udah cape, biar aku bikinin" dia mencoba menahanku tapi aku mencegahnya, aku pergi ke dapurnya dan berbincang dengan bi pooja. "Bi apa bibi yang merawat rudra sejak kematian orangtuanya?" tanyaku sambil memotong-motong cabai. "Iya, non ini pacarnya ya" ucapnya membuatku kaget sekaligus ingin tertawa. "Hah, bukan bi" seruku. "Oh ya bi, aku mau nanya, apa bibi yang merapikan barang-barang di rumah ini? " tanyaku membuat bi pooja tertawa. "Bukan non, yang merapikan semua barang disini itu nak Rudra. " Jawabnya. "Ahh bibi becanda aja nih" "Bibi ga becanda non, bibi serius"
Aku hanya terdiam dan terkesan kepada Rudra. TING TONG.. Ada yang datang ke Rumah Rudra. Aku berjalan ingin membuka pintunya, terlihat Rudra tidak ada di Ruang tamu, mungkin dia sedang mandi, karna tadi aku menyuruhnya untuk mandi saja dulu. Aku membuka pintunya ternyata yang datang Dev dan ayahnya. Dev langsung nemelukku dan berteriak Rudra, mungkin dia kira aku Rudra.
"Hei... " ucapku kaget, Dev langsung melepas pelukannya. "Dev kamu ini apa-apaan sih? Malu tau. " ucap paman Abhi. "Gapapa paman, Dev juga ga sengaja" ucapku. "Kamu Anushka kan? " tanya paman Abhi. "Ya paman, paman lupa? Baru juga kemarin paman ke rumahku" ujarku. "Maaf Anushka, paman agak pelupa. Oh iya, ayahmu ada? " "Entahlah paman, aku belum pulang ke rumah, biasanya ayah jam segini udah pulang" "Ohh baiklah, nanti paman kesana ya, kamu juga ikut Dev" "Loh kenapa aku harus ikut pah? " tanyanya. "Kamu harus belajar mendecor kamar kamu dengan Anushka, Anushka ini sangat jago mendecor kamar" jelas paman Abhi. "Sudahlah paman, ayo masuk" "Ngomong-ngomong kok kamu ada didini Anushka? " "Paman, panggil aku Anu aja, aku hanya mengerjakan tugas dengan Rudra"
▶▷▶▷▶▷▶▷
Paman mihir kok lama banget ya? Apa dia tidak menjemputku?. "Rasel, biar gue anter aja" ucap seorang lelaki dari arah belakangku. "Dev, lo kebiasaan deh" "Ga usah, nanti ngerepotin lo" "Gapapa kali" "Ok deh" "Gue ambil mobil gue dulu"
Dev mengambil mobilnya, sungguh mobilnya sangat keren. Dia turun dari mobil dan membukakan pintu untukku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Masuklah Rasel"
Aku pun duduk, tak lama kemudian Dev masuk ke mobilnya.
"Dev, kita selfie bareng" ajakku.
Aku dan Dev banyak mengambil foto di dalam mobil, ada foto yang sedang cemberut, ada yang sedikit lagi aku mencium Dev, dan ada yang Dev menciumku.
"Dev, kenapa lo nyium gue? " "itu tanda sayang gue sebagai kakak ke lo, gue kan ga punya adik, gue pengen punya adik, jadi gue pengen lo jadi adik gue,lagian bokap lo sama bokap gue kan saling kenal, boleh?" tanyanya. "Ok, jadi sekarang lo kakak gue ya" "Ok" menganggukkan kepalanya. Aku memeluk dan menciumnya.
DEV POV Anu, sebenernya gue sayang sama lo, tapi mau gimana lagi gue harus bohong sama lo dan Rudra kalau gue suka sama Arishfa demi kebaikan Rudra. Tak lama kemudian kami pun sampai di rumah Anushka.
ANUSHKA POV "Masuk dulu kak" Dev kaget mendengar aku memanggilnya kak. "Apa lo bilang?" "Kak" "Ok, tapi gue ga bisa lama-lama Anu" mencubit pipiku. "Sebentar kak, gue pengen lo liat kamar gue dulu, please. " pintaku menarik lengannya. "Ok ok, ayo"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku melengkahkan kakiku menuju pintu rumah dan membukanya. Ketika aku masuk sudah ada ayah disana.
"Dari mana? " tanya ayah dengan sinis. "Om Anu abis belajar denganku dan Ru-" "Ayah aku belajar dengan dia" ucapku memotong pembicaraan Dev. "Benar begitu Dev? " tanya ayah lagi. "I-iya paman" ucapnya terbatah-batah. "Baiklah ayah, aku ingin memperlihatkan kamarku padanya, bolehkan? " tanyaku sedikit memohon. "Boleh kan bu? " "Iya sayang, tentu boleh" jawab ibuku.
Ayah dan ibu pergi ke kamarnya. Aku menarik tangan Dev menuju kamarku. Ketika aku menaiki tangga kakiku tergelincir dan jatuh dipelukan Dev, terjadilah tatap-tatapan. Selang beberapa detik...
"Thanks kak" ucapku memeluknya. "Gapapa Anu gue kan kakak lo" "Ok ayo" Aku dan Dev tiba di kamar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana? Bagus bukan? " tanyaku yang membantingkan tubuhku pada ranjangku. "Ahh ya, bagus banget, besok lo decor kamar gue ya" pintanya. "Ok deh, tapi kakak jemput gue ya, pake mobil itu" pintaku. "Oke... Tunggu, buku apa ini Anu? " tanyanya memegang buku diaryku. "Jangan dibuka! Itu rahasia" perintahku berlari menujunya dan mengambil buku tersebut. "Rahasia? Gue kan sekarang kakak lo, jadi gue boleh tau dong" "Oh ya, ngga gue ga bakal ngasih tau ini, kakak harus ngasih tau rahasia kakak ke gue, baru gue ngasih tau rahasia ini" "Ngga ahh, yaudahlah gue pulang ya, ngantuk" keluhnya. "Masih sore kali kak, katanya lo ada urusan? " "Itu basa-basi hahaha" dia tertawa terbahak-bahak. "Iihhh, aku kira-..hmm nyebelin" ucapku menggelitik perutnya. "Udah-udah hahaha, udah Anu haha" pintanya. "Nyebelin tau" "Tadi lo ngomongnya aku bukan gue, sekarang kita ngomongnya aku kamu aja ok, biar agak sopan dikit" "Ok deh"
Aku memeluknya, seakan dia kakak kandungku, padahal kami anak tunggal, dan saat aku bersamanya aku merasa nyaman dan bahagia dibanding dengan Rudra. Ketika dengan Rudra aku sangat dingin dia pun begitu.
DEV POV Saat dia memelukku, itu membuat hatiku sejuk, tapi aku harus jaga jarak dan tidak terlalu akrab, karna itu akan membuat Rudra sakit hati, dia juga seperti adikku, mereka berdua seperti adikku, aku tidak ingin merusaknya. Tidak. Aku melepas pelukan Anu.
"Udah-udah, kalau Rudra ada disini, dia bakal cemburu" "Iih, tinggal bilang aja kalau kamu kakak aku, wllee" dia menjulurkan lidahnya, membuatku gemas.