Kihyun's Moan

3K 205 18
                                    

Aku menatap tubuh mungil yang berada di depanku, tepatnya berada di kukunganku. Bibir merahnya, mata sipitnya, kulit halusnya, apa aku gila? Aku seperti pria normal yang baru saja di buat tidak normal. Mata sipitnya terus menatapku ketakutan, dia menggenggam ujung bajunya, wajah panik yang tengah menggambarkan keadaanya sekarang. Oh tuhan, dia manis sekali. Aku mendekati wajahnya. Terlihat nafasnya tercekat tertahan melihat wajahku semakin maju mendekatinya. Aku tak ingin terlalu lama menunggu, bibirku sampai tepat di bibirnya, saling menempel. Matanya membulat terkejut menatap mataku, dia mendorong dadaku tapi aku menahannya. Tidak Kihyunee, kau tidak akan lepas dari diriku. Ingatkan aku untuk satu hal yang aku mau, mendesahlah di bawahku, merintihlah dengan erotis, tunjukan lekukan tubuh mungilmu di hadapanku.

Aku menarik pinggangnya kasar, mencoba melumat bibirnya secara brutal walau dia terus  menggelengkan kepalanya supaya ciuman kami terlepas. Dia terus memukul dadaku meminta di lepaskan. Namun, aku terus memperdalam ciuman kami, menekan tengkuknya lalu melumat habis bibir merah muda itu, terasa manis. Ya aku yakin, si mungil ini menggunakan Lipbam merah rasa strawberry kesukaanya. Hingga aku merasa pasokan udara mengurang, aku melepas ciuman kami. Aku melihat bibirnya terbuka mencari udara dengan mata sipitnya yang tertutup. Indah.

"B-berhenti... Tuan direktur"

Ucap Kihyun terengah-engah saat ini. Kihyun mendorong pelan tubuhku sehingga pegangan tanganku di  pinggangnya terlepas. Aku diam menatapnya. Bibir itu merekah merah seperti bunga mawar yang baru saja merekah, indah dan manis. Kihyun menatapku sayu, itu semakin membuatku tidak tahan untuk membuatnya mendesah di bawahku. Ingin aku menjilat hole ketat itu sekarang juga. Tapi ingatkan aku, ini ruang kantor, akan berbahaya jika aku sampai kelewatan.

"Maafkan aku Yoo Kihyun, aku tidak dapat menahannya"

Ucapku. Aku mendekatinya, menarik tangan kananya lalu menciumi kulit halus itu. Dia sangat... Sangat mirip. Apa kau reinkarnasi dari dirinya? Tapi kau adalah seorang pria. Halusnya kulit ini sangat mirip dengan nya, tapi Kihyun lebih halus di banding dirinya. Wajahnya memerah, matanya menahan air mata, menunduk ketakutan. Aku tidak akan melepaskanmu. Ingatkan aku untuk yang itu. Aku mengusap wajah mungilnya pelan, merasakan desiran lembutnya kulit susu putih pucat itu, tak ada luka atau cela sedikitpun di kulit manisnya ini, ketahuilah aku sangat menyukaimu.

Aku melepaskan usapan pada wajahnya, mengangkat wajahnya ke atas agar kami dapat bertatap, tapi matanya tidak melihatku wajahnya terus gusar dan ketakutan akibat ciuman brutal yang kuberikan pada bibir mungil merah muda itu sehingga bibirnya merekah merah menggoda. Matanya menatap bajuku, dengan paksa aku mengikuti arah matanya agar dia menatapku. Bola matanya sangat indah dan jernih. Terlihat jelas dia menggunakan lensa coklat yang membuat matanya menjadi sedikit lebih besar di banding aslinya, polos ya sangat polos, seperti tidak pernah ada kebohongan di matanya. Dia membuatku jatuh cinta lagi, dengan orang yang mirip namun gender berbeda. Aku tidak tahu kebodohan apa yang merasuki diriku? Aku normal, itu kenyataanya. Tapi, aku tidak bisa berbohong kalau Kihyun mirip dengan dirinya.

"Ada apa kau datang ke sini? Yoo Kihyun?"

Tanganku dengan lihai perlahan turun membuka 3 kancing paling atas di kemejanya. Dia diam, Kihyun hanya diam saja. Matanya yang gusar menatap tanganku yang membuka kancingnya seperti seseorang yang sedang melecehkan dirinya. Tapi Kihyun tidak berontak, dia diam ketakutan setengah mati, kedua tangannya menahan di dada bidangku. Aku mendekatkan wajahku pada lehernya, menghirup, mengendus, aroma vanilla sangat menyekat di hidungku. Perlahan aku mencium pelan leher kanannya seolah leher itu sangat berharga dan tidak boleh di rusak dengan bercak merah kebanggaan.

"Mhh... A-aku... T-t-tadi ingin... Nghh... Melamar pekerjaan Tuan Direktur"

Bibir mungil itu bercicit gagap, bibir bawahnya ia gigit supaya tidak sering mengeluarkan desahan aneh. Tapi aku sangat suka melihatnya. Dia harus mendesah keras menyebut namaku. Ya... Untuk itu tidak sekarang. Aku rasa melayani dirinya ingin berkerja disini dulu adalah yang terbaik. Aku melepaskan kecupanku di lehernya lalu beralih menggandeng tangannya lalu menariknya untuk duduk di sofa ruanganku. Aku menatap Kihyun yang sangat kecil di banding diriku duduk di sofa itu berhadapan dengan diriku.

SECRET LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang