2. Pertama Kalinya

1.3K 254 69
                                    

Pelajaran fisika membuat seorang Yeri mengantuk. Durasi 4 jam, ditambah materi yang tidak bisa ia mengerti, membuatnya makin mengantuk.

Guru killer makin melengkapi pelajaran yang membosankan ini.

Tidak mau ketiduran lantas Yeri meminta izin ke toilet untuk membasuh wajahnya.

Setelah itu ia keluar dari kelas dan segera ke toilet, namun ada pemandangan yang tidak asing didepannya.

Dean sedang dihukum didepan kelas 11-1 dengan mengangkat kaki kanan dan menggigit sebuah penggaris dimulutnya.ㅡMemang jika ingin ke toilet Yeri harus melewati kelas Dean.

Menyadari Yeri yang terdiam daritadi membuat Dean melepas penggaris yang ia gigit.

"Mau lewat? Lewat aja kok, saya gak gigit."

Dean mengambil roti dari saku celananya dan memakannya.

"Jangan bilang-bilang ya. Saya laper."

Yeri gelagapan lalu menahan tawanya dan melewati Dean dengan perlahan. Namun jalannya terhenti, tangannya ditahan oleh seseorang, Dean.

Hangat. Itu yang dirasain Yeri.

"I-iya kenapa kak?"

"Kamu yang ngeliatin saya kemarin di balkon, kan?"

"Kamu yang ngeliatin saya kemarin di balkon, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira gini ekspresi dean o.o)

Seketika wajah Yeri pucat dan nafasnya tercekat.

"B-bukan kok. Beneran bukan."

"Masa?"

"Suwer kok."

"Oh iya udah."

Dean melepas tangan Yeri lalu mengambil roti bekas yang ia gigit dan memberikannya kepada Yeri.

"Ini ambil aja."

"Gak usah kak, kakak kan laperㅡ"

"Ambil aja, saya punya banyak kok."

Yeri dengan terpaksa mengambil roti tersebut. Wajahnya pucat, karena gugup dan takut jika Dean melakukan sesuatu kepada dirinya.

"Kamu pucet, lagi sakit ya? Mau saya anterin ke UKS?"

Nafas Yeri makin tercekat membuatnya berkeringat dingin.

Kok degdegan sih ih!

Dean cukup khawatir, karena ia takut disangka ia melakukan yang tidak-tidak kepada perempuan ini.

Hampir saja tubuh Yeri jatuh jika Dean tidak menahannya.

"E-eh kamu kenapa? Beneran sakit?"

Yeri segera menegakkan badannya dan menghapus keringat yang menetes.

"Gak kok, kak. Aku ke toilet dulu ya."

Yeri langsung mengambil langkah cepat. Buru-buru ia meninggalkan Dean.

"Lah bukannya sakitㅡ ah bodo lah."

Dean mengacak-acak rambutnya kemudian mengambil headset disakunya dan mulai mendengarkan lagu.

Tidak peduli jika guru piket melihat, toh dia sudah terbiasa dengan hukuman, omelan, dan apapun itu.

•••

Pertama kalinya Yeri membuat percakapan dengan Dean.

Pertama kalinya Dean menyentuh tangannya.

Sungguh, ia ingin teriak saja.

Ia takut jika Dean melakukan hal-hal yang buruk padanya.

•••

Saya kamu y de? :)
Pendek? :o

Akhirnya sad ending lhoo .g

Would UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang