"Kan! Sudah berapa kali ibu bilang jangan terlamㅡ ah percuma ibu ngasih tau kamu, Dean Immanuel!"
Bu Vita ㅡguru piket yang berbadan besar dan selalu menjadi sasaran empuk Dean untuk melancarkan aksinya.
Ini sudah jam 8 lebih, dan Dean baru masuk sekolah kemudian berjalan melewati guru piket dengan santai.
Dean sudah sangat sering masuk sekolah jam 8. Karena baginya berangkat jam 6 itu seperti berangkat jam 4 subuh.
"Ibu nih udah tua masih aja marah, nanti cantiknya lunturㅡ"
Plak!
"ㅡadaw! Sakit tau bu."
Bu Vita memukul punggung Dean dengan penggaris besi andalannya. Sudah, kali ini Bu Vita tidak ingin termakan omongan manis Dean.
" Saya memang suka berantem bu, tapi bukan jadi alasan kalo ibu pukul saya pake penggaris itu gak sakit. Masa ibu cantik-cantik suka mukul orangㅡ"
Plak.
"ㅡaw."
Lagi, Bu Vita memukul punggung Dean dengan penggaris. Dean mengeluh kesakitan dengan keadaan punggungnya."Heran saya, dimana-mana cewek seneng loh di bilang cantik. Tapi kok ibu malah marah."
Meskipun sebagian dari dirinya baper akibat perkataan Dean.
"Kamu ini malah ngelawan sama ibu! Sana, berdiri di tengah lapangan! Gak ada kapok-kapoknya kamu sama hukuman."
Dean menghela nafas, "Bu, saya tuh ada ulangan kimia hari iniㅡ"
"Alasan kamu! Biasanya juga bolos ulangan, malah ngerokok dibelakang sekolah." Ketus Bu Vita sambil merapikan tatanan rambutnya.
"Ibu jangan su'udzon sama saya dong, gak baik. Saya tuh udah tobat bu, saya belajar kemaren sampe larut malem. Makanya saya telat."
"Bisa saja kamu susulan! Sudah, jangan mengajak ibu ngobrol."
Dean menghela nafas lalu memberi senyuman terbaik di depan Bu Vita sebelum pergi ke lapangan.
"Jangan kangen ya, bu. Saya pamit nih."
Bu Vita baper, Dean nahan muntah.
•••
Bel istirahat berbunyi.
Yeri dan Somi ㅡsahabatnya segera ke kantin karena perutnya yang sudah berdisko di dalam sana.
Setelah memesan mereka mencari tempat duduk dan hanya mendapatkan yang kosong di ujung sana. Tempat Hoseok cs berkumpul.
"Duh yer, gak ada tempat yang lain apa?" Somi cukup takut karena Hoseok cs itu hobinya menggangguㅡ ah lebih tepatnya ngebaperin cewek. Kecuali Dean yang terdapat di kumpulan tersebut.
"Ya mau gimana lagi som, cuman itu yang kosong."
Yeri langsung menarik tangan Somi untuk duduk. Dan benar saja, mereka digoda habis-habisan oleh Hoseok.
"Woi, ada dede emesh nih."
Hoseok mengambil gitar dan bernyanyi,
"Darah muda.. darahnya para remaja.."
"Mau muntah gue yer" Somi berbisik kepada Yeri.
"Maaf kak, gak punya receh."
"Wadaw, mantap nih di respon." Hoseok menoel dagu Yeri dan mendapat pukulan dari Taehyung.
"Jangan sentuh dong, dia punya gue." Ucap Taehyung bercanda.
Dean yang termasuk kumpulan tersebut hanya geleng-geleng kepala.
Yeri yang langsung salah tingkah ketika menemukan Dean diantara kelompol tersebut, ia melihat Dean.
Dan Dean pun melihatnya kembali,
Hanya 2 detik. Kemudian kembali tertawa bersama teman-temannya yang lain.
Kok kayak orang asing?
"Sombong banget jadi cowok, kayak yang gak kenal aja. Kemaren aja ngasih roti." Gumam Yeri sambil menusuk-nusuk siomay dengan sadis.
"Nyesel deh gue ngefollow instagram dia."
"Gak di follback lagi."
Oke. Yeri sudah dongkol setengah mati dan menjadi benci dengan Dean.
"Loh ni anak kenapa."
Somi bergidik melihat Yeri memberi tatapan 'ingin membunuh' kepada siomay yang ada di depannya.
•••
Intinya, aku gak mau baper sama kak Dean.
Bener ya kata orang dia tuh sombong dan gak punya attitude.Salah besar deh ngebelain kak Dean.
•••
Dean nyebelin banget :).
Maaf q update terus :'D
KAMU SEDANG MEMBACA
Would U
Short Story❝ Sebelum ketemu kamu, dunia saya kelabu. ❞ ?highest rank: [#68] short story. Completed ✔ © 2017, pinkpastael.