Epilog.

793 143 21
                                    

Two months later.



















"Tuh kan hujan gede."

Yeri merutuk kesal ketika melihat cuaca hari ini sangat tidak mendukung. Tidak membawa payung, jas hujan dan apapun itu. Seperti biasa orang-orang sudah pulang terlebih dahulu.

Dengan terpaksa ia menunggu di koridor sekolah, bukan. Yeri bukan menunggu hujan, melainkan menunggu kekasihnya datang menjemputnya. Wajah Yeri sangat mengantuk dan lelah. Bagaimana tidak lelah karena hari ini banyak sekali tugas dan ulangan mendadak

Sekolah apa penyiksaan si

Yeri menguap melihat hujan yang tak kunjung reda ini. Sedangkan orang yang ditunggu tak kunjung datang.

Setelah berdebat dengan pikirannya akhirnya ia memutuskan untuk pulang sendirian dengan menerobos hujan bersama tangan mungilnya.

Namun seketika badannya terdorong ke belakang oleh seseorang dan payung hitam berukuran medium melindunginya dari hujan.

Yeri mengadahkan kepalanya, ia melihat sosok lelaki berbadan tinggi dengan memakai jas kuliahnya.

Pikirannya seakan kembali ke masa lalu dimana Dean merangkulnya dan memberikannya sebuah payung.

Lupain yer! Lo udah punya yang lain.

Yeri segera menepis pikiran tersebut. Sontak ia segera memukul pelan dada orang tersebut.

"Kok lama banget, yeol?"

Chanyeol tersenyum, "Maafin aku, tadi ada tugas tambahan dari dosen."

Yeri mengangguk paham dan seperdetik kemudian Chanyeol merangkul Yeri dengan erat agar perempuan tersebut merasa hangat dan melanjutkan langkah mereka.

"Udah makan belum?" Tanya Chanyeol lembut.

Yeri menggeleng, "Belum."

"Ya udah kita makan dulu, oke?"

Yeri tersenyum girang dan refleks memeluk Chanyeol dari samping.

"Okee!!"

Chanyeol tersenyum melihat Yeri kegirangan dan melepaskan rangkulannya lalu mengacak-acak rambut Yeri.

"Gimana tadi ulangannya? Bisa gak?"

◇◇◇◇◇

Tokyo, Japan.
October 18th , 2017.
C

afè Goyousan.

"Here's the coffee." Ucap seorang perempuan sembari duduk di hadapan Dean dengan membawa dua buah kopi.

Dean hanya mengangguk dan melanjutkan permainan yang ada diponselnya.

Perempuan itu melihat Dean dengan tatapan lelah, "Bisa gak kita ngedate tanpa mainin handphone lo?"

Dean mengangkat sebelah alisnya dan menekan tombol pause kemudian ia menatap perempuan tersebut dengan aneh,

Would UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang