15. Kenapa

526 150 9
                                    

Yeri merutuki Lucas yang berbicara sembarangan minggu lalu. Yeri bertanya kepada Dean dan tentu saja hal itu tidak benar.

Dasar perusak hubungan orang!

Pulang sekolah, Yeri berjalan pelan di koridor dengan tas bekal yang ia bawa untuk Dean. Yeri berniat untuk memberikan Dean sebuah bekal hari ini, karena Dean ada pelajaran ekstra sekarang.

Namun saat Yeri melewati gudang sekolah, ia mendengarkan percakapan seseorang. Yeri merasa itu adalah suara Dean.

Entah mengapa Yeri tertarik untuk mendengarkannya, dia pun menempelkan telinga ke pintu.

Duh, maaf banget yang lagi ngobrol. ㅡYeri

"Sampai kapan lo mau ngebohongin dia?"

"Bisa gak sih lo anggap permasalahan ini gak ada?"

"DIA POLOS DEAN!"

Dean?

Yeri sontak lebih mendekatkan kepalanya kepada pintu.

"Udah, lo diem aja. Bukan urusan lo."

"Tapi gue kan pacar lo!"

"Udahlah lo diem aja."

Yeri lantas terkejut tiba-tiba pintu gudang terbuka begitu saja. Namun ia lebih terkejut yang membuka pintu tersebut adalah Dean.

Yeri merutuki bahwa dirinya tidak mendengar perkataan terakhir yang Dean ucapkan.

"Y-yer?"

"Kak? Ngapain di sini?"

Dean langsung menarik Yeri jauh dari gudang.

"Kamu ngapain, yer?"

"O-oh ini aku mau ngasih kakak bekal makanan. Nih"

Yeri memberikan bekal itu dan Dean langsung mengambil bekal tersebut. Ia tersenyum gugup,

"Eh, makasih yer. Pasti enak hehe."

Yeri tersenyum lembut membuat Dean merasa bersalah atas apa yang ia lakukan kepada cewek yang di hadapannya.

"Y-yer ada yang mau saya omongㅡ"

Ucapan Dean terpotong karena bel masuk berbunyi, "Nanti aja kak. Ya udah masuk sana."

Dean terpaksa mengangguk. Sebelum ia masuk ke kelas, Dean memeluk Yeri dengan erat seakan Yeri akan pergi selamanya habis ini.

Yeri terkejut, tidak biasanya Dean memeluk dirinya secara tiba-tiba seperti ini.

"K-kakㅡ"

"Sebentar lagi, yer."

Yeri mengangguk dan membiarkan Dean memeluknya. Setelah beberapa menit, Dean melepaskan pelukannya.

Kemudian Dean mengadahkan kepalanya ke atas.

Sebenarnya Dean menangis dan berusaha menahan air mata yang hendak berjatuhan tersebut.



Lemah banget gue.

"Kak, kenapa? Sakit?"

"Enggak kok. Saya masuk kelas ya."

Dean mengacak-acak rambut Yeri sebelum beranjak ke kelas. Yeri mengangguk dan Yeri curiga dengan sikap Dean akhir-akhir ini.

Suka menghilang, selalu berbicara terbata-bata jika Yeri tiba-tiba muncul dihadapannya.

Namun Yeri langsung menepis pikiran negatif tersebut,

Mungkin stres belajar.

◇◇◇◇








Sabar yer :(
Dia mah stres memikirkan kamu dan dia :( .g

Would UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang