ii

449 19 1
                                    

Akhirnya, bel istirahat berbunyi. Aku tidak sabar, sebenarnya Rai ingin memberiku apa.

"KEI, KANTIN NGGA?" Ucap mereka kompak. Siapa mereka? Biar ku jelaskan satu per satu.

Zoeya Anindita, biasa dipanggil Zoe. Dia gadis berhijab yang cantik, putih, wakil ketua OSIS. Tapi, urat malunya sudah putus.

Edeline Naraya, panggil saja Nara. Si tomboyku. Cantik, rambutnya keriting bawah, aku suka! Tinggi. Tapi, tidak jauh beda dengan laki-laki.

Yang terakhir, Sabrina Rafaela. Biasa dipanggil Bina. Dia tidak jauh dengan mamah dedeh, tempat curhat. Bina itu incaran anak-anak futsal di sekolahku. Wajar, sih, badannya bagus dan rambutnya juga bagus. Dia blasteran. Ayahnya Indonesia, Ibunya Jerman.

"NGGAAAA," jawabku teriak. Mereka hanya mengacungkan jempolnya, isyarat 'ok' dan berlalu menuju kantin.

Tidak lama, Rai pun tiba membawa plastik hitam.

"Apaan, tuh, isinya?" Tanyaku sambil melirik ke plastik itu.

"Heleh. Kepo aja, sih, jadi orang,"

"Idie, sama pacar sendiri, sih, begitu!" Ucapku.

"Jelek, sih, lo nya. Hahahaha," ucapnya sambil tertawa. Tapi, emang fakta, sih.

Rai membuka plastiknya, dan isinya tupperware biru dengan nasi goreng di dalamnya. Siapa, sih, yang ngga suka nasi goreng? Apalagi bikinan pacarnya!

"AAAAAH! MAKASIH BANYAK!" Ucapku girang.

"Lah, emang ini buat lo? Orang mau gue makan sendiri," ucapnya. Aku langsung memasang wajah cemberut.

"Vin! Sini makan bareng gue!" Ucap Rai kepada salah satu teman kelasanku, Alvin.

"Wah! Mantap nih, bosku! Tau aja, nih, ayank Rai kalau abang Alvin lagi laper," ucap Alvin sambil menghampiri Rai.

"Sini Rai suapin, buka mulutnya," ucap Rai memberi aba-aba. Saat Alvin sudah membuka mulutnya, Rai memasukkan suapannya ke dalam mulutnya sendiri.

"Sialan, lo!" Ucap Alvin sambil menoyor kepala Rai. Aku hanya cekikikan saja. Mereka memang lucu.

"Kalau, Kei, mau abang Rai suapin, ngga?" Tanya Rai.

"Oh, tentu saja mau, dong, kekasihku," jawabku dramatis. Lalu, Rai menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutku.

"Nih, lo makan aja. Gue kenyang," ucap Rai.

"Tapi suapin,"

"Gamau,"

"Ih, suapin!"

"Makan sendiri aja,"

"Ngambek ah!" Ucapku sambil memunggunginya dan mulai memasang earphone di telingaku.

"Dih, ngambek!" Ucapnya sambil tertawa. Walaupun telingaku sudah ku sumpal dengan lagu kesukaanku, Don't Leave nya Snakehips, tetap saja masih kedengaran suara Rai.

"Ih, jangan ngambek, dong!" Ucap Rai dengan wajah memelas. Lucu sekali, batinku.

"KEI JANGAN MARAH SAMA RAI! RAI SAYANG SAMA KEI!" Teriak Rai.

"Ih, malu gue punya pacar kayak lo!" Ujarku.

"Yakin?" Tanya Rai sambil menatap manik mataku, lalu tersenyum miring.

Aku mengangguk hebat. Terkadang, aku masih merasa salting dengan pacarku sendiri.

Tiba-tiba Rai mencium keningku secepat kilat, lalu keluar dari kelas.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pip piiip! Numpang publish numpang publish hahaha^^

Amatir banget yakan :(

Salam sedih,
Bebebnya Justin Bieber

Not So HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang