Part 2 : Love
"Anna?" Seseorang memanggilku dan akupun menoleh melihat siapa yang memanggil. Ternyata itu pangeran Louis dengan seragamnya.
"Ah pangeran, ada apa?" Tanyaku, dia tersenyum lalu memberikanku sebuah kotak merah dengan pita merah muda yang terlihat begitu cantik. Aku mengeryit, dan sepertinya pangeran Louis melihat ekspresiku.
"Untukmu, gaun merah untuk acara tahun baru." Ucapnya membuatku tertawa. Dia memberikanku gaun padahal acaranya masih beberapa bulan lagi?
"Kenapa pangeran memberiku gaun seperti ini? Lagipula, tahun baru itu masih beberapa bulan lagi, Pangeran." Ucapku dan dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia hanya menampakan cengiran yang tetap membuatnya tampan saja.
"Ah itu, aku dihukum agar tidak pergi ke kelas selama seminggu, jadi kupikir lebih baik aku memberikannya lebih dulu daripada aku keduluan." Aku menerima kotak itu dan dia tiba-tiba menarik tanganku untuk mengikutinya, setidaknya berikan aku waktu untuk menaruh kotak ini dan mengucapkan terima kasih terlebih dahulu. Pangeran Louis menarik tanganku ke ruang latihan berpedang. Dia ingin apa?
"Aku tak ada kelas karena dihukum selama seminggu, jadi setelah kelasmu selesai, kita berlatih disini, oke?" Tawarnya membuatku tersenyum, ternyata dia terlalu baik dan mungkin saat piknik kemarin aku telah menyakiti hatinya. Aku mengangguk dan menaruh kotak merah itu di lantai.
"Kalau begitu kita latihan saja sekarang, bagaimana?" Tanyaku dan dia hanya tersenyum lalu mengambil dua buah pedang berukuran sedang dan memberikan satunya padaku.
Pangeran Louis menunjukkan caranya memegang pedang kepadaku. "Kau harus memegangnya seperti ini, kau juga bisa mengaliri pedang ini dengan elemenmu." Jelasnya pelan. Entahlah, dia begitu hangat dan perhatian. Aku hanya menyukai sikapnya. Ditambah hari ini aku sudah mengetahui elemenku. Aku, hanya senang saat ini. Kuharap semuanya akan baik-baik saja.
••
"Kalau Nalu nanti jadi raja, Anna yang akan jadi ratunya." Seorang anak laki-laki dan perempuan sedang duduk di bangku di bawah pohon yang begitu rindang, mereka tampak sangat bahagia.
Anak perempuan itu tersenyum. "Aku ini bukan orang kerajaan, mana bisa menikah sama Nalu, Nalu itukan pangeran kerajaan Dert dan Wyls." Ucapnya kembali memakan permen stroberi yang sejak tadi ia berusaha membuka bungkusnya.
"Tapi, Nalu sukanya sama Anna." Anak lelaki itu berdiri dan memeluk anak perempuan dengan hangat.
"Ayah Nalu jahat, Anna takut." Ucap anak perempuan itu membuat sang lelaki menunduk. "Nanti Nalu jadi kuat dan akan melawan ayah."
••
Aku terbangun dengan jubah menyelimuti diriku di ruangan berpedang. Aku, tertidur di sini? Bangkit dari tidurku, aku melihat sekeliling dan menemukan Pangeran Louis yang tengah menaruh pedangnya.
"Ah kau sudah bangun Anna?" Tanya Pangeran Louis terlihat berbeda tanpa jubah. "Sepertinya kau lelah jadi aku tak mau membangunkanmu. "
"Terima kasih Pangeran, aku akan pergi ke kamar dulu karena besok aku ada kelas pagi." Ucapku dan dia mengangguk. Aku mengembalikan jubahnya, berdiri untuk segera ke kamarku tapi dia malah menaruh jubahnya di bahuku. Kukira dia mengambilnya untuk memakainya lagi.
"Aku suka melihatmu memakainya."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
ACADEMY [END]
FantasyAnna tidak pernah berpikir bahwa ia bisa bersekolah di akademi elemen yang terkenal itu. Ia tidak tahu mengapa dirinya yang bahkan sangat lemah dalam memakai elemen bisa masuk dan belajar di sana. Hingga akhirnya, kebenaran sedikit demi sedikit terk...