Tahukah kau ketakutan terbesarku?
Ditinggalkan.
Oleh karena itu, aku selalu menjadi 'dia yang mempertahankan'
Hingga tak lagi menyadari, hatiku mati secara perlahanSetiap detik ...
Setiap menit ...
Setiap jam ...
Setiap kenangan kita bersama semakin membuatku membencimuAku sangat ingin melupakanmu
Namun, baru kusadari satu hal yang baruSemakin 'ku berusaha melupakanmu, semakin kau kurindu ...
***
Bel pulang sekolah berbunyi, membuat anak-anak bersorak dengan gembira. Mereka berlarian keluar, menghampiri orang tua mereka yang telah menunggu di bawah. Para guru hanya tersenyum ketika melihat tawa bahagia dari wajah-wajah polos itu.
Namun, ada satu anak yang berbeda dengan yang lainnya. Di barisan dekat jendela, deretan ke tiga, nampak seorang anak laki-laki tampan yang berusia sembilan tahun tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Ia tak seperti teman-temannya yang lain, yang memasukkan barang-barang mereka ke dalam tas bahkan sejam sebelum waktu kepulangan. Wajahnya nampak payah dan tidak bergairah walau bocah itu menutupinya dengan raut dingin tak terbaca, dan hal itu disadari oleh sang Ibu Guru. Wanita itu mendongak, dan menghela napas ketika melihat wajah sedih itu lagi. Sudah kesekian kalinya, ia melihat wajah tampan polos itu tertekuk ke bawah. Atau selalu. Ya, selalu seperti itu.
"Cho Kyu Soo?" wanita itu memanggil dan tersenyum saat anak laki-laki bermarga Cho itu mengangkat kepalanya dalam diam, tidak menyahut. Mata bulatnya seolah bertanya ada apa, dan wanita itu berjalan mendekat. "Apa kau tidak pulang, Kyu Soo?" tanyanya lembut.
Anak laki-laki yang dipanggil Kyu Soo itu mendongakan kepalanya untuk menatap Bu Guru yang telah berdiri di depannya, karena perbedaan tinggi tubuh yang cukup kontras di antara keduanya. Yah, walaupun jika ditilik lagi, Kyu Soo merupakan anak dengan tinggi tubuh di atas rata-rata untuk sebayanya. "Aku memang ingin pulang." datar. Itulah yang kini dipikirkan wanita berambut cokelat ini. Tak menyangka ada anak kecil yang dapat berbicara sedatar itu.
"Lalu, kenapa kau tidak turun ke bawah, Nak?" tanyanya. Kyu Soo terdiam, alis tebalnya terangkat sebelah, dan wanita ini tak mengerti mengapa jantungnya harus tiba-tiba berdebar kencang seolah tahu apa yang tengah dirasakan bocah ini. Ya Tuhan, ia masih normal!
"Kau menghalangi jalanku." dan wanita itu terbelalak di tempatnya. Ia terkejut. Ia tidak pernah berbicara pada Kyu Soo selama mengajar. Anak ini begitu pendiam dan tidak pernah berbuat onar, tidak ada alasan untuk menegur anak ini. Ketika ditanya pun, Kyu Soo dapat menjawab dengan sangat baik. Tidak ada tanda-tanda keanehan pada diri bocah ini. Namun, sekarang, wanita ini baru saja menyadari bahwa ada yang salah dari Kyu Soo.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOVER (Don't Leave Me Series)
Romance------------------ "Kau membuatku mengingat semua yang seharusnya kulupakan, dan semua yang seharusnya kuingat. Sekarang, aku berharap akan benar-benar kembali melupakan semuanya." - Fujihara Naomi "Dari awal, yang kuinginkan hanyalah dirimu." - Cho...