Waktu, tidak ada yang mengerti bagaimana cara kerjanya. Ia akan terus berjalan, meskipun ada banyak orang yang ingin terdiam di tempat untuk beberapa saat. Di dunia ini, terdapat dua jenis orang. Mereka yang ingin waktu berjalan begitu cepat, dan mereka yang ingin waktu tetap di tempat.
Dan Jinnie yang menunggu dalam dinginnya rindu, tentu saja ingin waktu berjalan secepat yang ia mampu.
Hari ini adalah hari ke empat belas setelah Kyuhyun pergi. Bukan untuk meninggalkannya, melainkan untuk menyiapkan masa depan yang baik untuk takdir mereka berdua.
Sungguh, bukannya Jinnie terlalu manja membiarkan tubuhnya juga ikut merasakan sakit. Hanya saja tubuhnya mendadak lemah beberapa waktu ke belakang dan Jinnie pun tak kuasa untuk mempertahankannya. Beruntung, Minji berada di sisinya ketika hujaman di kepalanya kian sadis menyerang.
"Jinnie, apa kau tidak akan ke dokter atau setidaknya memberi tahu Kyuhyun tentang kondisimu saat ini?" tanya Minji, tangan kanannya menuangkan air hangat dari teko ke cangkir bermotif bunga itu sebelum Minji memberikannya kepada Jinnie—yang bersandar lemah di ujung ranjang dengan bantal di punggungnya. Wajah Minji terlihat sangat khawatir.
Jinnie menggeleng, ada senyuman lemah yang tersemat di wajahnya yang tak berwarna seperti biasanya. "Tidak, Minji. Aku tidak akan mengganggunya hanya karena masalah yang sepele seperti ini," ujar Jinnie dengan suaranya yang lemah.
Sungguh, Jinnie benar-benar lemas seolah ia tak memiliki tenaga sedikitpun! Di saat seperti ini, jujur saja Jinnie ingin sekali Kyuhyun berada di sampingnya. Ia ingin Kyuhyun menggenggam tangannya dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja dengan sesekali mengecup tangannya ketika ia beristirahat untuk sejenak. Namun, semua itu hanyalah asa di dalam hatinya yang kini merana dirundung nestapa.
Mendengar jawaban Jinnie, tak ada tanggapan apapun yang terlintas di otak Minji. Gadis itu benar-benar sudah tak habis pikir. Bukankah dahulu Jinnie benar-benar muak pada pria itu? Astaga! Sahabatnya ini benar-benar menjadi sebuah bukti bahwa Tuhan adalah sebenar-benarnya Maha Pembolak-balik Hati!
"Coba lihat sekarang siapa yang begitu jatuh cinta pada si Sialan Cho Kyuhyun itu?" dengus Minji sebal, dan Jinnie hanya mampu tertawa untuk menanggapinya. "Terkadang, waktu memiliki suatu kekuatan yang mengerikan. Ia dapat merubah hitam menjadi putih, dan kelabu menjadi berwarna," ujar Jinnie menanggapi seraya tersenyum
Minji mendecak, sebelum ia meraih remote televisi seraya berkata, "Coba kita lihat apa saja yang ada di dalam televisimu ini." Dan setelahnya, televisi yang berada di hadapan Jinnie itu menyala.
'PERTUNANGAN AHLI WARIS KELUARGA CHO DAN KELUARGA SEO AKAN DIGELAR SECARA MEGAH DI NEW YORK HARI INI'
"Pada hari ini, tepatnya di New York, tengah diselenggarakan secara tertutup pertunangan kedua ahli waris dari keluarga terkemuka di Korea Selatan. Beberapa tokoh penting perusahaan terkemuka pun terlihat menghadiri acara megah yang di selenggarakan di Orchid Hotel yang mana merupakan hotel berbintang yang dimiliki oleh Keluarga Cho. Acara ini di mulai sekitar sejam yang lalu dan Cho Kyu—"
"Kenapa kau matikan televisinya?"
Minji menoleh pada Jinnie dengan mata yang membelalak, ia sungguh terenyak. Di mata itu, Minji tak melihat apapun. Minji benar-benar tidak melihat apapun di wajah datar Jinnie yang terlihat seolah tidak ada sesuatu yang menyakitinya. Ini sungguh mengerikan ... dan menyakitkan. Sungguh, Minji tidak tahu bahwa pertunangan itu akan diadakan pada hari ini dan dengan seluruh media Korea Selatan meliputnya. Sungguh, jikapun Minji tahu, ia takkan tega menghidupkan televisi dan membuat sahabatnya itu terluka hingga seperti ini. "Jinnie ... aku ... tidak tahu—"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOVER (Don't Leave Me Series)
Romance------------------ "Kau membuatku mengingat semua yang seharusnya kulupakan, dan semua yang seharusnya kuingat. Sekarang, aku berharap akan benar-benar kembali melupakan semuanya." - Fujihara Naomi "Dari awal, yang kuinginkan hanyalah dirimu." - Cho...