Mana yang lebih menyakitkan? bertahan sebagai teman atau mencoba mengungkapkan?
- Bintang azrika
------------------------------------------------------------------
Bagi bintang, kesempatan untuk bersama langit itu sangat minim, jarang sekali ada waktu dimana hanya ada langit bersama bintang, karena iya memang kebanyakan waktu langit berputar pada seorang arabella. Jadi, untuk kali ini, bintang tidak akan menyia-nyiakan waktunya bersama langit, bintang akan memanfaatkanya sebisa mungkin.
"lo udah kumpulin buku yang dijadiin referensi belum?" bintang tersadar dari lamunanya, dari tadi pandanganya sibuk meneliti langit yang sedang mencari-cari buku ataupun novel yang akan menjadi referensi mereka.
"u--udah kok" kata bintang, memperlihatkan 4 buah buku yang ada didepannya, langit mengangguk mengerti -- "kalau gitu, tinggal pilih. Mana yang bakal kita referensi" katanya, bintang mengangguk.
sepulang sekolah tadi, mereka langsung keperpustakaan yang ada didaerah dekat sekolah mereka, karena perpustakaan sekolah kurang lengkap. Jadilah mereka kesini.
Satu jam berkutat, bintang merelaksasikan badannya yang sedari tadi kaku, "capek?" tanya langit, bintang menerjapkan matanya -- "hah?"katanya.
"iya, lo capek?" tanya langit sekali lagi.
"lumayan" kata bintang, ah apa tadi barusan? langit perhatian.
"udah selesai, lo mau langsung pulang?" kata langit, ia bangkit dari kursi, bintang ikut juga bangkit dari kursi, menyusun buku-buku ketempat semula, --- "uhm, ngit? kita makan dulu gimana? gue laper" kata bintang, ia harap-harap cemas, semoga saja langit mengiyakan ajakannya.
"yaudah, gue juga laper" jawab langit, membuat bintang bersorak dalam hati, cewek itu hanya mengikuti langit yang berjalan duluan menuju mobilnya yang terparkir.
Langit, mengemudikan mobilnya menuju McD yang ada dijalan sudirman, bintang sudah berbinar senang, ia sangat suka tempat-tempat makanan junkfood seperti ini.
"lo pesen apa?" kata langit, bintang menjawab sekenanya pesanan nya, menunggu sedikit lama akhirnya mereka memilih duduk di atas, kawasan smoking area.
"lo ngerokok ngit?" tanya bintang, langit mengangguk -- bintang sebenarnya terkejut tapi ia hanya mengangguk-angguk dengan mulut berbentuk 'o'. -- "lo laper, tapi makannya cuma itu. Mana kenyang" kata langit melihat bintang yang hendak memasukkan burger kemulutnya, cewek itu hanya nyengir.
"yah, mungkin kapasitas perut gue cuma segini, ntar dipaksain gendut gue" kata bintang, langit hanya berdecak, mulutnya menghembuskan asap rokok "kenapa sih semua cewek takut gendut?" katanya, bintang mengedikkan bahu "mungkin, cewek gendut gak enak dilihat? mungkin?" katanya, langit terkekeh.
"kata siapa, abel gemuk kok. Enak-enak aja dilihatnya" katanya, bintang jadi tercenung, ara lagi. -- "oh ya? menurut gue, ara enggak gemuk kok. itu proposional kali" jawab bintang.
"Ya, tapi dia berisi, dan abel enggak jelek"
Mau tau satu rahasia? Sebenarnya, bintang benci Ara, bukan karena cewek itu pernah menyakitinya, hanya saja bintang rasa Ara jauh lebih beruntung darinya, cewek itu selalu saja bisa leluasa dekat dengan langit, sementara bintang? dekat karena tugas bareng aja sesekali.
Dan, bintang sudah suka sama langit sejak mereka SD, klise memang, anak sd yang harusnya belum mengenal suka-sukaan, harus ternodai hatinya karena menyukai anak sebayanya.
Tapi itu udah biasa bukan dijaman sekarang? bahkan anak sd aja sudah banyak yang pacar-pacaran.
Dan yang bintang kesalkan, kenapa harus ara yang menjadi sahabat langit? kenapa bukan bintang? kenapa langit bukan indra yang menjadi sahabat bintang? kenapa? dan kenapa? pertanyaan itu selalu saja mengganggu pikiran bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himmel und Erde
Teen Fiction"Arabel, lo gak bisa bilang kalau semua cowok itu sama aja, gue gak sama dengan indra. Karena langit dan hujan itu jelas berbeda. Langit akan selalu membentangi bumi, selelah apapun dia, dia selalu setia siang dan malam terhadap bumi, berbeda dengan...