HUE - 12 : Posesif

46 3 0
                                    


Ara mencoret asal di buku bindernya, mendengus kesal berkali-kali membuat Tifa dan Gita yang asik selfie menjadi terusik lalu menyentak lengan Ara membuat ia mengaduh "Kasar banget!" Katanya, Gita dan Tifa hanya acuh lalu melanjutkan kegiatan mereka Ara menopang kepalanya dengan kedua tangan ia sedang gelisah karena besok adalah jadwal olimpiade fisika. Ia bukan gelisah karena Ara yang akan mewakili olimpiade melainkan Bintang, Ara gelisah karena pastinya Indra akan berada disana untuk menemani dan memberi support pada Bintang.

"YaAllah seram banget!" Kata Tifa menarik Binder yang sedari tadi dicoret oleh Ara, "ini siapa lagi ra?" Tanya Gita tertawa melihat gambar yang Ara buat asal, ia merebut kembali Bindernya dan menutup nya cepat "The Star" jawabnya membuat Tifa dan Gita tertawa terbahak-bahak karena memang gambar yang dibuat Ara abstrud sekali juga sedikit seram sih sosok perempuan bertaring dengan rambut kusut.

"Sadis!"

"Rrraawwr" Kata Tifa menirukan gaya kucing yang sedang mencakar membuat Ara memutar bola mata sebal "jadi, Ara udah mengeluarkan uap-uap kebenciannya nih?" Goda Tifa, karena selama ini Ara lah yang selalu menasihati sahabatnya bahwa Bintang itu tidak salah, dan sekarang malah Ara yang tidak menyukai Bintang.

"Maksudnya bukan gitu lho! gue gak benci. Cuma sebel."

"Benci juga gak papa. Gue juga benci banget sama tu orang, diluarnya aja baik. Aslinya? Duhhhhhhh------- Tifa tanpa sadar meremas ponselnya sendiri membuat Gita tertawa.

"Ye. Itu lo nya aja yang punya dendam kusumat!"

"Ya emang. Tapi, ya semua orang itu harus tau kalau Bintang itu emang picik, gue gak bohong tau! Gue udah pernah kok ngerasain bagaimana piciknya anak itu!"  Tifa makin menggebu-gebu, memang dulu Tifa punya pengalaman yang tidak mengenakan bersama Bintang, juga menyangkut Indra yang merupakan sepupu Tifa, dan sejak saat itu Tifa jadi menjauh dari Bintang dan menaruh rasa tak suka pada cewek itu.

"Jadi apa rencana lo ra?" Tanya Gita.

"Jangan sampai ya lo ngalah lagi ra! Gue bejek juga!"

"Tapi, egois juga kalau gue larang Indra buat gak dateng support dia. Mereka kan sahabatan"

"Dia kali yang gak tau diri, kalau emang mau diprioritasin terus menerus sama Indra yaudah jadi pacarnya jangan sahabatnya! Bersembunyi dibalik kedok sahabat gue benci bangetttt sama tu orang! Dulu juga gitu! Karena dia gue dan Indra gak sedekat dulu lagi!" Kata Tifa.

"Ra, lo boleh egois. Sekali ini aja lo boleh kok, lo ber-hak!" Ucap Gita, menyentuh pundak Ara, membuat Ara memantapkan hatinya, ia ara kamu boleh, kamu boleh egois sekali ini aja.

Bintang berjalan pelan menghampiri Langit yang sedang duduk dikursinya bersama Naufal dan faldi, cowok itu sesekali tertawa kecil melihat tingkah kedua sahabatnya itu membuat Bintang menahan senyumnya, ah apa senyuman seorang Langit menular ya? "Langit!" Katanya, membuat yang dipanggil menoleh lalu wajahnya kembali datar sisa-sisa tawa dibibirnya lenyap begitu saja membuat jantung Bintang berdegup cepat rasanya dadanya menyempit, perasaan yang selalu Bintang benci adalah apakah Langit membencinya?

"Kenapa?"

"Bisa ngomong sebentar?"

Langit bangkit dari duduknya berdiri menghadap Bintang, melihat cewek itu masih diam Langit mendengus lalu berjalan mendahului Bintang karena ia tahu cewek itu ingin bicara berdua saja "udah, sekarang bicara" katanya, Bintang mendongak untuk melihat Langit matanya tidak pernah berbohong ia mengagumi sang Langit mata itu selalu ingin menatapnya selalu ingin menjadi hal yang selalu Langit tatap, Langit menaikkan sebelah alisnya membuat Bintang tersadar dari keterkagumannya lalu berdehem "soal olimpiade fisika, lo bisa dateng gak?" katanya, Langit masih dengan wajah tanpa ekpresinya membuat Bintang sedikit menciut "bisa" katanya.

Himmel und ErdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang