BaL! | Mr. Programming

32.6K 4.2K 361
                                    

Alisa: ADA YANG ULANG TAON NICH😋😋
Alisa: Nge, lu request apaan?
Alisa: Gue nggak muluk, kok, BangBim. Cuma pengen lunch ke Singapur saja 😊😊

Me: INI TANGGAL BERAPA?????
Me: Kok gue nggak dapet notif dari Fb, yahh? 😭😭😭

Bima: Taek lu, Nge. Kalo ga diingetin Fb nggak inget ulang taun gue.

Me: Maaf Bim😘😘

Bima: Lo Sandra Dewi, Al? Lunch aja di Singapur?

Alisa: 😤😤😤
Alisa: Emang doi doang yang bisa hidup enak?

Bima: Oke, Ladies! Pulang kantor di Kafe ToTaTi, yah!

Alisa: I'm in!

Me: YASSS!!

Aku segera menyibakkan selimut, mengikat rambut asal sambil jalan ke kamar mandi. Semangat! Bekerja di Selasa pagi bukan masalah. Sebab, yang masih menjadi masalah adalah Senin pagi bersama Jakarta.

Benar?

"Ange cepetan turun! Mas Grab-nya udah lama nunggu!"

God. Kapan aku memesan ojek online itu? Seingatku, beberapa detik lalu, yang kulakukan setelah membuka mata adalah membalas chat di grup ToTaTi. Grup yang hanya berisi aku, Alisa, dan Bima. Iya, iya. Aku mengaku, terlalu banyak grup di dalam ponsel. Entah itu berisi teman-teman kantor, sampai forum yang aku pun tak mengenal orang-orangnya. Belum lagi, grup keluarga. Huft.

Tetapi untuk ToTaTi itu sendiri terbentuk karena alasan sepele. Karena kami bertiga sering bertemu di Kafe ToTaTi tak jauh dari kantor. Dan, setelah merasa cocok dan nyambung, maka, tanpa banyak seleksi, kami berteman. Sekarang sudah setingkat lebih tinggi, kami mulai bisa menceritakan kisah pribadi.

"Ange!"

Masih mengenakan jubah mandi, aku keluar dari kamar, berdiri di ujung tangga. Mama terlihat seliweran dari ruang tamu-dapur. "Ange nggak pesen Grab, Ma!"

"Kamu semalam bilang suruh Mama pesenin," ucapnya, tanpa menengadah untuk memandangku. Dia masih sibuk mengoleskan selai di permukaan roti.

"Kapan?"

"Semalam, Nge." Kali ini, matanya fokus ke arahku. "Nggak usah banyak ngomong. Cepetan ganti baju."

"Astagfirullah, Mam! Aku bilang besok bangunin agak pagi, bukan pesenin Grab!" Ini yang bego siapa, sih? Kuping Mama yang bermasalah atau komunikasiku yang belum baik?

Mama hanya mengendikkan bahu. "Udah terlanjur." Ya salam. "Udah cepetan. Kasian Masnya. Di suruh masuk dulu nggak mau. Udah Mama kasih kopi sama camilan, sih, di depan."

"Jangan terlalu baik sama orang asing, Ma."

Mama menyipitkan mata. "Kamu yang jangan terlalu jahat. Makanya nggak laku-laku."

"Siapa yang nggak laku?" Papa muncul, mendekati Mama dan langsung mencium pipi istrinya itu. Kayak nggak ada tempat lain aja. "Ange bukannya nggak laku, Ma. Dia itu udah hampir laku, eh sayang tiba-tiba Mas Hamish pindah selera."

Mama tertawa.

"Aku bentar lagi taken, kok!" Aku memutuskan kembali ke kamar, tanpa menunggu balasan Papa. Dia selalu merasa, menggodaku adalah sebuah vitamin pagi baginya.

Lihat saja, kalau sampai Mas KPI nanti membalas mention, aku tidak akan melepasnya sedetik pun. Mataku melirik ponsel yang berisik dengan bunyi notifikasi.

Astaga.

Keluarga Cemara

Papa: Guys, sebentar lagi Ange taken katanya.

Break a Leg! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang