Tiga hari Wendy nggak masuk kuliah. Tiga hari itu rasanya fakultas ekonomi aman-aman saja. Nggak ada yang bikin rusuh. Kantin tenang aja, nggak ada teriakan-teriakan dari Wendy.
Wendy itu sudah kayak premannya kampus. Tapi sebenernya dia punya hati yang baik. Baik banget. Orang-orang nggak ada yang tau, karena emang dia nggak mau orang-orang tau.
Katanya, biarlah orang mau cap dia sebagai apa, toh aslinya dia nggak begitu juga. Tujuannya dia jadi cewek galak, supaya cowok nggak macem-macem sama dia, nggak seenaknya pegang sana-sini.
Wendy duduk di salah satu kursi yang kosong. Kelas masih kosong. Adik tingkat yang baru aja makai kelas, baru keluar. Temen-temennya mana ada sih yang dateng tepat waktu. Maklum sudah semester 2 ke atas.
Bruk.
Sekotak makanan ditaruh di depannya.
"Makan"
Wendy menaikkan alisnya.
"Makan. Gak denger?"
Wendy tetap diam. Dia menatap kotak makan itu, tapi nggak disentuh sama sekali.
"Gue pergi"
Orang itu pergi dari hadapan Wendy. Perlahan menghilang setelah berbelok melewati pintu kelas.
"Itu tadi Kak Yoongi?"
°°°
"Dari mana, Gi?" tanya seseorang yang sedang asik menghisap sebatang rokok.
"Datengin doinya tuh, adek tingkat yang di kelas E" celetuk temannya yang bersandar di pohon.
Laki-laki yang tadi menghisap rokok, membuang rokoknya, lalu menginjaknya. "Lo naksir dia, Gi?"
"Gue cuma mau tanggung jawab, kemaren gue yang buat tangannya patah lagi, No" jawab Yoongi.
"Anjir, beneran? Lo ngebuat tangannya patah? Wah" lelaki yang diketahui bernama Mark itu bertepuk tangan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa sih?" tanya Yoongi heran.
Mino menepuk bahu Yoongi. "Ya karena biasanya dia yang buat tangan anak orang patah"
Yoongi menatap Mino nggak percaya. Yakali cewek kelakuannya gitu amat. Walaupun kemarin dia memang bener-bener ngerasain tendangan dari Wendy, tapi masa sampai buat tangan anak orang patah.
"Suka becanda lo, No"
"Tau Hyungwon gak? Anak fisip?"
Yoongi mengangguk.
"Itu anak yang tangannya pernah patah, gara-gara tawuran sama Wendy"
"Lo mesti pikir dua kali, Gi, kalo mau suka sama dia" tambah Mark.
"Oh, lo tanya si Wonho. Dia pernah deket sama Wendy. Tanyain apa rasanya deket sama cewek gangster kayak dia"
Yoongi berdiam. Dia berusaha untuk berpikir positif. Nggak mungkin Wendy separah itu. Pasti ada penyebab, kalau muncul akibat.
Yoongi nggak boleh berpikir gegabah. Dia cuma mau tanggung jawab masalah tangan si Wendy. Nggak lebih.
