12: bisa?

2.7K 504 21
                                    

"Wen, temenin gue yok"

Wendy yang sedari tadi duduk diam memperhatikan penjelasan dosen jadi noleh ke Seulgi.

"Ngapain?" tanya Wendy.

"Beli jaket. Kadoin Jaebum"

Wendy mengangguk.

"Ntar ya pulang ngampus" kata Seulgi.

°°°

Mereka akhirnya tiba di sebuah toko baju. Beli kado buat Jaebum itu nggak susah. Dikasih baju juga dia sudah alhamdulillah. Tapi kali ini Seulgi mau beliin sepasang, baju sama celana.

Seulgi lebih suka beliin barang yang pasti dipakai sama orangnya. Nggak suka beliin barang kayak jam atau sepatu gitu. Katanya jarang dipakai. Kalau dibeliin sepatu pasti Jaebum masih pakai sepatu kesayangannya.

Kenapa Wendy diajak? Karena yang ngerti masalah baju cowok itu si Wendy. Dari jaman Seulgi beliin kado buat Chanyeol juga yang diajak Wendy.

"Udah itu aja. Simple. Cowok itu lebih suka baju yang polos daripada gambar, kalo lo mau beli yang ada gambarnya, cari gambar yang gak alay" jelas Wendy.

Seulgi sibuk memegangi baju yang dipilihnya.

"Pilihin aja deh, Wen. Gue tuh gak paham" ujar Seulgi.

Wendy membuang napasnya kasar. Selalu begitu. Ujungnya dia juga yang pilih.

"Eh, Kak Yoongi kok gak masuk ya 3 kali ini. Presensinya jelek tu ntar gak lulus matkul english gimana?" kata Seulgi.

Wendy terdiam. Bener juga. Yoongi sudah absen 3 kali dari matkul english. Selebihnya juga Wendy jarang lihat Yoongi di kampus. Dia juga nggak dikabarin sama sekali. Yang biasanya Yoongi chat sekedar nanya Wendy dimana juga nggak ada lagi. Tiba-tiba Yoongi hilang tanpa kabar.

"Gak tau deh, Gi" jawab Wendy.

"Lo gak ada dichat atau ditelpon gitu, Wen?" tanya Seulgi.

Wendy menggeleng, kemudian dia melanjutkan memilih baju. Tapi di dalam otaknya masih memikirkan dimana Yoongi sekarang.

°°°

Yoongi memegangi kepalanya erat. Pertanyaan dari ayahnya kali ini bener-bener buat dia sakit kepala. Kepalanya sudah kayak dipukul pake gagang besi.

"Sekarang cuma ada 3 pilihan di kamu. Urus perusahaan ayah, atau dijodohkan sama anaknya tante Febrianti, atau kamu cari jodoh kamu sendiri" Ujar ayahnya.

Yoongi membuang muka. Nggak mau melihat wajah ayahnya. Dia tersenyum kecut.

"Pilihan ayah itu kayak nyeburin saya ke setiap kesalahan. Semua yang saya pilih bakalan salah kan?"

Ayah hanya mengangkat bahu, beliau mengangkat tangan kemudian pergi meninggalkan Yoongi yang masih berkutat dengan pikiran nggak jelasnya.

"Kalau kamu mau cari jodoh sendiri, ayah kasih waktu 3 bulan. Lama kan?" Ujar ayahnya sebelum benar-benar keluar dari ruang kerjanya.

Yoongi memutar badannya, kemudian dia memukul meja yang ada di depannya dengan keras.

"BANGS-- AAAAHHHH"

°°°

Wendy memegang hapenya, dipandanginya sejak tadi. Tapi nggak tau mau dibuat apa.

Sebenernya dia mau nelpon Yoongi, untuk tau apa kabar Yoongi. Apa dia baik-baik aja? Wendy memang bukan siapa-siapanya, tapi Yoongi bener-bener sudah membuat Wendy nggak bisa fokus akhir-akhir ini.

"Woi" sapa Seulgi. Dia duduk di sebelah Wendy.

Wendy cuma mengangkat alisnya.

"Kerjain tugas Pak Ahmad yok... Lo kenapa sih akhir-akhir ini galau mulu?"

"Salah gak sih gue galau-in orang yang gue sendiri gak tau perasaan gue ke dia gimana"

Seulgi menatap Wendy dengan penuh selidik. Sejak kapan temennya itu mau curhat? Punya beban seberat apapun jarang banget Wendy mau curhat. Wendy itu tipe orang nggak enakan. Jadi dia suka nyimpen perasaannya sendirian.

"Tumbenan lu? Salah gue nih nanya tentang kak Yoongi ke lu?"

"Gak tau deh, Gi"

Perhatian Wendy langsung berpindah ke hapenya yang berbunyi.





Yoongi:
Besok bisa ketemu?

Fairy Son Wendy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang