"Semoga setiap apapun yang diperjuangkan tidak terlepas dari genggaman" - Gibran Ananda
"Aku sedang menumbuh kan perasaanku padamu, jadi aku mohon jangan pergi ketika perasaan itu sudah sepenuhnya tumbuh" - Franda Asyifa
-Breathtaking-
"Fran lo uda siap PR Matematika?"
"Fran yaampun plisss bangett gue nyontek lo dong"
"Fran bentar lagi bel nih"
"Fran ngelamunin apa sih?"
"FRANDAAA!!"
Franda tersentak akibat teriakan ketiga sahabatnya yang menggema diruangan kelas itu, pasalnya dari tadi mereka merengek seperti anak yg meminta orang tuanya membelikan mainan favoritnya agar Franda memberikan jawaban PR Matematika. Namun usaha itu gagal, dan mereka pun setuju untuk berteriak bersama sama. Tampaknya usaha mereka berhasil, Franda sekarang sedang mengelus dadanya karena kaget yang luar biasa akibat ulah ketiga sahabatnya itu.
"Hampir jantungan gue, gabisa manggil pelan pelan apa?" ucap Franda sinis sembari mengatur napasnya.
"Apa lo bilang? Manggil pelan pelan? Kita dari tadi uda manggilin lo, lo nya aja yg ngelamun terus" ucap Milly tak kalah sinis sambil memutar bola matanya.
"Yauda yauda, ada apa sih?" tanya Franda to the point.
"Liat tugas Matematika dong" giliran Imel pula yang berbicara.
"Hah? Ada PR Matematika? Yang mana? Gue kemaren ga ada ngerjain tugas deh kaya nya" Franda langsung memeriksa bukunya dengan pertanyaan yang bertubi tubi itu. Franda memang murid yang cerdas, dia selalu mengerjakan tugas. Tapi kali ini dia benar benar lupa akan tugas Matematikanya.
"Mampus deh kita, siap siap dihukum aelaa" ucap Azizah setelah mendengar penuturan dari Franda sembari mengusap wajahnya pelan.
***
Dan disinilah mereka berempat, berdiri diteriknya panas matahari dilapangan sekolah yang cukup luas dengan tangan disamping kepala yang menghadap kearah bendera Merah Putih itu, menandakan bahwa mereka sedang dihukum. Apalagi kalau bukan gara gara tidak menyiapkan tugas itu.
Gibran berjalan gontai menuju toilet pria, dia berjalan di tengah lapangan dengan keringat yang bercucuran. Dilihatnya empat orang wanita dengan wajah pucat seperti ingin tumbang saat itu juga. Tentu dia tau bahwa mereka sedang dihukum. Dia mengenali salah satu dari keempatnya, Azizah. Teman smp nya yang pendiam itu.
Setelah dari toilet Gibran berjalan kearah wanita wanita itu.
"Eh zah dihukum karna apa?"tanya Gibran ketika tepat didepan wanita wanita itu.
"Ga ngerjain pr ckck, biasala Gib" ucap Azizah santai sambil tertawa renyah.
Namun ternyata salah satu wanita dari keempatnya jatuh tepat dihadapan Gibran. Dengan gerakan secepat kilat, Gibran langsung menahan tubuh wanita itu agar tidak jatuh dan membopong wanita itu ke UKS.
***
Dari kejadian itu, inilah pertama kalinya Gibran melihat wajah wanita yang dikaguminya diam diam. Wajahnya cantik, jika sedang terpejam, matanya menenangkan siapapun yang melihatnya. Tapi ketika terbangun, mata itu berubah drastis. Tidak ada kelembutan, hanya ada tatapannya yang sangat tajam.
Gibran tersentak karena wanita yang sedang ditatap nya ini terbangun, hanya mereka yang berada diruangan itu. Sedangkan Milly, Imel dan Azizah sedang kekantin membelikan minuman untuk Franda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathtaking
Teen FictionSerumit pelajaran Matematika, jika dipahami maka akan mudah saja, percayalah. 05 April 2017 Tertanda, Atika Noviana Efendi