"Nyatanya, aku yang menujumu. Sedangkan kamu, berbalik pun enggan, apalagi menujuku."
-Breathtaking-
Gibran duduk dengan tangan yang mengapit sebuah pena di secarik kertas, Dia menulis dibawah naungan cahaya dari lampu belajar bergambar sekelompok tim bola yang disukainya. Dia sedang menulis diary. Seorang pria menulis diary? Tak salah bukan? Ya memang tak ada salahnya. Gibran terlalu pemalu untuk mengungkapkan semua isi hatinya kepada seseorang, dia hanya percaya pada kertas yang dilukiskannya dengan tinta bermakna isi hatinya itu.
Ketika kamu tidak bisa memiliki seseorang, jangan jadikan aku sebagai tempat pelampiasan dari cintamu(lagi). Ketika cintamu tidak bisa disatukan, aku berharap, bukan aku (lagi) yang jadi tempat persinggahan. Ketika cintamu terabaikan, jangan pernah kembali dengan keterpaksaan. Kembali karena kamu tidak bisa memiliki dia, lantas denganku. Aku mohon, jangan begitu. Karena, hatiku sudah tertuju padamu.
Kira kira seperti itulah yang dituliskan Gibran di buku diarynya hari ini. Ditutupnya buku dengan cover bergambar makhluk kecil kuning nan menggemaskan, Minions. Tidak terlalu suka tapi bukan berarti tak suka, diary itu dihadiahkan oleh bundanya, karna bundanya tau jika Gibran suka menulis diary.
Gibran bangkit dari duduknya, keluar kamar dan turun kebawah menuju lemari pendingin yang berada di daerah dapur. Dibukanya lemari es itu dan dikeluarkannya 5 susu kotak favoritnya. Sebenarnya bisa saja dia menyuruh bibi Jum untuk mengambilkannya, hanya saja dia terlalu tau diri untuk menyuruh wanita tua renta mengerjakan pekerjaan yang terbilang mudah. Dibawanya susu kotak favoritnya itu untuk kembali kekamar, bergelanyut dengan buku buku sambil menikmati minuman kesukaannya itu.
***
Dari kepergianmu. Aku sudah lama sekali tidak mengenal cinta, lebih tepatnya, aku enggan untuk mengenal cinta dari siapapun. Bahkan, aku tidak sempat memikirkan membuka hati. Hanya untuk mencari pengganti. Niatku belum sejauh itu. Karena, untuk melupakanmu saja, butuh energi yang lebih. Apalagi untuk menggantimu dari kebiasaanku.
Franda membaca ulang sesuatu yang baru ditulisnya didalam diary bersampul kartun favoritnya, Minions. Dia sangat jatuh cinta pada mahkhluk kecil nan lucu itu. Biar kalian tau, bahwa Franda dan Gibran mempunyai hobi yang sama yaitu menulis diary. Tapi siapa sangka diary mereka hampir mirip, tidak tidak, bahkan sangat mirip, tak ada bedanya sama sekali.
Setelah bergelanyut dengan pikiran pikiran yang ditumpahkannya kedalam buku bersampul minions itu, Franda berdiri menuju nakas, mengambil ponsel ber case minions. Mengecek notif apa saja yang masuk hari ini, begitu membosankan, tak ada yang menarik dari setiap notif yang muncul di ponselnya hari ini. Setelah cukup lelah berdebat dengan otak dan hatinya, Franda memilih untuk tidur. Menghilangkan semua pikiran dan harapan buruknya.
***
"Kabar gembira untuk kita semuaaa" ucap Milly yang datang ke dalam kelas dengan wajah sumringah sambil menyanyikan siaran iklan kulit manggis yang akhir akhir ini menyebar luas.
Semua orang tertawa melihatnya, bagaimana tidak? keadaan dikelas saat itu sangat hening, tiba tiba Milly datang dengan membawa sebuah lagu yang berasal dari iklan televisi. "Seneng banget lo" ucap Imel.
Milly duduk disamping Franda, menghadap kedepan kearah Imel yang sebangku dengan Azizah. "Ini bener bener kabar gembiraaa, aaa gue seneng banget tau gakk"
Lagi lagi teriakan Milly membuat suasana yang hening menjadi pecah. "Gapake teriak teriak berapa bang?" tanya Franda santai, mereka hanya terkekeh kecil mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathtaking
Teen FictionSerumit pelajaran Matematika, jika dipahami maka akan mudah saja, percayalah. 05 April 2017 Tertanda, Atika Noviana Efendi