11.Dream

60 10 2
                                    

"Sama seperti sebelumnya,
Aku terbangun dengan harapan bahwa berakhirnya hubungan kita, hanyalah bunga tidur yang menyeramkan"

-Breathtaking-

"Jangan tinggalin aku Gaa!"

Tepat pukul 5 pagi Franda menjeritkan kalimat itu. Wanita itu bermimpi, hanya mimpi. Tapi bukan berarti mimpi itu tidaklah nyata, mimpinya memanglah nyata. Gaga, pria yang diharapkan Franda akan bersamanya lagi, tapi nyatanya tidak, yang dikiranya bisa bertahan, tetapi sudah menyerah sebelum berperang. Mimpi yang menyeramkan itu membuat buliran air jatuh menetes di pipinya yang berisi itu tanpa diperintah. Sulit, tapi wanita itu yakin bahwa ia pasti bisa bertahan hidup. Dia tak selemah wanita diluar sana, patah hati lalu akan menjerit menangis meraung raung sambil mengatakan 'aku ga bisa hidup tanpa kamu'. Kalimat seperti itu sangat jauh dari pikiran Franda, kalimat seperti itu hanya bisa diucapkan oleh manusia alay. Berkata tak bisa hidup ketika sudah ditinggalkan, tapi nyatanya tak berapa lama sudah mendapat pengganti, munafik sekali bukan?haha.

Franda menetralkan pikirannya, menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya sembari menutup matanya sebentar dan membukakannya kembali. Dihapusnya air mata sialan yang masih mengalir di pipinya itu. Ia berdecih, ini sudah cukup, ia tak perlu berlarut larut dalan kesedihan. Franda harus bangkit, masih banyak yang harus dijalani, masih banyak pria yang cukup pantas memperjuangkannya, dan mulai detik ini, ia akan memastikan bahwa ia tak akan menangisi pria yang bernama Gaga Josya.

Rasanya aku ingin terbangun dari mimpi buruk tentang kehilanganmu sekarang ini, tapi nyatanya tak bisa, aku malah terus tertidur dan tak pernah bangkit dari mimpi menyeramkan ini.

***

Kringgg.. Kringg...
Bel istirahat berbunyi bertepatan dengan guru guru yang mulai keluar kelas, menyisakan murid murid yang sibuk menyusun buku dan keluar kelas menuju kantin, mengisi perut yang kosong setelah menimba ilmu ataupun mengabaikannya, lelahnya sama saja.

Tak lain dengan Franda, Milly, Imel, dan Azizah. Tetapi sebelum kekantin, mereka mempunyai kebiasaan setelah keluar kelas, yaitu pergi ketoilet. Ntah untuk sekedar mengecek penampilan mau pun membuang apa yang harus dibuang.

Franda masuk terlebih dahulu kedalam pintu toilet, namun ia merasa ada seseorang yang sengaja menabrak bahunya, gadis kecil yang ukuran tubuhnya sedikit lebih pendek dari Franda tetapi mereka tetap seangkatan.

"Aww" desis Franda sambil menyentuh bahunya. Gadis yang diketahui dengan nama Anisa, anak baru sekaligus adik dari Raka itu hanya tersenyum sinis. Peduli setan bagi Franda.

***

"Pagi buk Leni" ucap Gibran sembari tersenyum kepada guru cantik penjaga perpustakaan sekolah, Gibran memang sudah sangat dikenal sebagai murid teladan, dia tak menyianyiakan waktu jika guru sedang rapat seperti sekarang ini. Lebih baik ia menenggelamkan diri dengan buku buku biologi kesukaannya ataupun buku fiksi tentang puisi karya khalil Gibran, senama dengannya.

Gibran berjalan pelan menyusuri rak buku dan tepat berhenti disebuah rak yang bertuliskan fiksi, dia mengambil sebuah novel yang berjudul Remember Me karya Naufal Azhar, remaja muda yang sering muncul di televisi, pernah menjadi lawan main Prilly Latuconsina di serial 'Monyet cantik'. Pria itu kembali berjalan menuju tempat duduk paling pojok dibagian perpustakaan, tempat strategis andalannya untuk menjauhi keramaian saat sedang membaca.

Saat sedang asyik membaca, tiba tiba keadaan menjadi riuh, suara seorang wanita memenuhi ruangan ini. Gibran bangkit dan berjalan menuju keributan.

BreathtakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang