"Karena detik yang berlalu akan menjadi sebuah kenangan. Jangan pernah meremehkan kebersamaan. Sebelum waktu mengajarkan sebuah arti kehilangan. Dan berakhir dengan menyalahkan keadaan"
-Breathtaking-
Imel berdecak, ternyata mencari ide tak semudah membagi ide. Ya, dia sedang mencari ide tentang bagaimana ia akan mengajak Bara, bagaimana nantinya bicara dengan kakak yang sama sekali tak pernah dekat dengannya. Tujuan utamanya sebenarnya bukan karna Milly, melainkan keluarganya. Wanita itu ingin mempunyai keluarga lengkap. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang harmonis, begitulah yang dialami Imel. Meskipun terkadang ayah dan ibunya memberikan perhatian lebih kepadanya, tapi ia cukup tau diri bahwa kakak laki lakinya lebih membutuhkan itu sekarang.
Saat Imel sedang berbaring telungkup dikasur king size nya dengan kaki yang menekuk menuju keatas, ada seorang wanita mengetuk pintunya. Imel bangkit dan berjalan menuju pintu, lalu di putarnya knop pintu itu kekanan lalu terbukalah pintu berbentuk persegi itu dan menampakkan wanita sebayanya berdiri dengan cengirannya.
"Hallo" ucap wanita itu dengan wajah polosnya.
"Lo? Kok?"
Wanita yang masih berada diambang pintu itu menarik pergelangan tangan Imel, memadukan tangan mereka hingga berbentuk seperti orang yang sedang bersalaman, tak lupa dengan cengiran polos yang dibuat buat olehnya "Kalo lo lupa siapa gue, kenalin, gue Franda Asyifa, cewek terpolos yang pernah lo temuin"
"Eh Franda rupanya" ucap Imel sedikit menunjukkan jajaran giginya, lalu dalam sepersekian detik wajahnya berubah menjadi datar.
"Canda genggs" ucap Franda terkekeh pelan.
Kemudian Franda masuk kedalam kamar Imel tanpa ditawari, anggap aja rumah sendiri.
"Eumm, kamar lo lumayan berantakan juga. Abis ngapain?" tanya Franda dengan polosnya sambil melirik lirik ruang kamar Imel.
Imel menoyor kepala Franda pelan "Eee bodo"
Franda mendengus dan langsung mengelus kepalanya, sakit juga ternyata ckck. "Bodo bodo lo nyontek sama gue kampret" Imel hanya menyengir atas jawaban Franda.
***
Via line
Franda Asyifa : we alooo
Gibran Ananda : apa we?
Franda Asyifa : temu kuyy
Gibran Ananda : kangen sama abang Gibran yang ganteng ini?
Franda Asyifa : duh kan ketauan deh:(
Gibran Ananda : sa ae lu. Dimana posisi?
Franda Asyifa : hehe. Masih dirumah
Gibran Ananda : mau gue yang jeput lo, apa lo yang jeput gue?
Franda Asyifa : gue yang jeput lo.
Gibran Ananda : aaa mau dong dijeput ke hati kamu.
Franda Asyifa : gombalan maut.
Franda Asyifa : cepetan kerumah gueGibran Ananda : serius padahal:(
Gibran Ananda : otw.Read.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathtaking
Teen FictionSerumit pelajaran Matematika, jika dipahami maka akan mudah saja, percayalah. 05 April 2017 Tertanda, Atika Noviana Efendi