Aku merindukanmu
dengan mata yang lelah dan lambung yang lemah; berdamai dengan kantuk demi menulis puisi kepadamu
sementara berliter-liter bir mengalir dari bibirku yang kecil menuju lambungku yang lemah--mencintaimuGerimis turun malam ini, sayangku
mengingatkanku sekali lagi, tentang suaramu yang kuibaratkan pada puisi ini sebagai rima
angin berhembus dari sela-sela jendela kamarku, sayangku kurasakan sepi lebih dingin daripada bibir siapa pun yang pernah kukecup, kecuali bibirmu; ruh puisi yang memberi makna pada hidup, hidupku.Aku ingin kau kembali, dan menemukanku, barangkali di antara ruang-ruang hatimu
atau kau bisa menemukanku di dalam puisi ini sebagai seorang penyair yang menghayati bunuh dirinya sendiriAku ingin kau mengingatku sekali lagi
meski dengan tertatih
Sebab ingatanmu adalah sebaik-baiknya rumah bagi kepulanganku.-amaasiapa
Bogor, 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayakan kehilangan
Poetry"Aku mencintai rasa sakit ini, seperti ketika pertama kali aku mencintaimu. ku dekap kesepian diri--sebagaimana memeluk tubuhmu pada masa-masa yang lalu."