chap10

30 3 0
                                    

" Kamu dari mana? Beberapa hari ini gak pulang, gak bilang lagi sama mamah " ucap Ratu saat anak bungsunya akan menaiki tangga. Bayangkan sekarang sudah jam 5 subuh dan Nathan baru saja pulang dari beberapa hari ini. Itu yang membuat Ratu khawatir dengan keadaan anaknya. Nathan membalikan tubuhnya dan menyalami Ratu. Dengan satu hentakan Ratu mendekap Nathan dengan erat, sedangkan Nathan hanya diam dan memejamkan matanya.

" Mamah kangen kamu yang dulu Ana " lirih Ratu, sangat kecil tapi Nathan bisa mendengarnya. Nathan mengangguk dan melepaskan pelukan ibunya itu.

" Ana keatas dulu " ucap Nathan dan melangkah.

" Adiana!! Kamu dari mana aja?! " tanya Vino dengan tegas. Nathan yang tau bahwa dirinya akan berakhir seperti ini hanya menghentikan langkahnya dan menghela nafas berat.

" Ana!! Abang nanya sama kamu " ucap Vino medekat kearah Nathan tepatnya dibawah tangga. Nathan sekali lagi menghela nafas dan membalikan tubuhnya.

" Nginep di rumah temen " ucap Nathan enteng dan kembali berjalan keatas.

" Kamu berhenti disana atau abang jual semua motor kamu "

Ungkapan Vino itu membuat berhenti dan kembali turun kebawah. Dan berdiri antara mamahnya dan abangnya.

" Kamu semalem kemana? " tanya Vino sekali lagi. Nathan menghela nafas dan tersenyum miring.

" Bukannya Ana udah bilang kalo Ana nginep dirumah temen " ucap Nathan tak berani menatap Vino.

Vino menggeram dan mengepalkan kedua tangannya. Adiana yang ia kenal bukan Adiana yang berdiri didepannya, yang berani membantahnya, bahkan sampe berani mengulangi kata dengan tak sopan.

" Kamu tau kan abang gak suka kamu keluyuran tanpa bilang " ucap Vino dan diangguki Nathan.

" Terus kenapa kamu lakuin itu? "

Nathan terdiam dan tak mau menjawab. Walau didalam hatinya ia sudah menangis karena dirinya sendiri.

" Adiana abang ngomong sama kamu!! " ucap Vino membentak Nathan. Sedangkan yang dibentak hanya terkekeh dan perlahan mendongkang. Vino sempat terkejut dengan keadaan Nathan. Wajah yang kusut dan di sudut bibirnya membiru.

" percuma aku bilang kalo orang yang aku sayang udah ngebuang aku  " ucapan Nathan membuat Vino melongos dalam hatinya.

" Kamu ngomong apa Ana? " tanya Ratu dengan tangannya menyentuh pundah Nathan. Nathan menatap Ratu dan menurunkan tangan Ratu dati pundaknya.

" Apa peduli mamah? " ulang Nathan

" Magsud kamu apa Ana? " tanya Ratu lagi kepada anaknya itu. Nathan terkekeh dan detik kemudian air matanya mengalir, tapi Nathan dengan cepat menghapusnya dengan gusar.

" Bang, apa abang tau perasaan aku selama ini? "

" Ah aku lupa abang pasti gak tau soalnya abang selalu disayang sama ibu abang sendiri "

Hati Nathan sudah tak kuat dengan semua ini, semua yang berada dalam hidupnya. Tanpa Nathan tau ayah barunya datang dan berdiri disamping ibunya.

" Abang tau, saat aku bawa piala dan ternyata dirumah mamah lagi ngomongin pernikahannya? Gak tau kenapa rasanya sakit bang "

" Dari dulu aku gak pernah nolak saat mamah mau nikah lagi, sama saat mamah bilang mamah mau nikah lagi sama papah "

" Tapi yang aku gak terima mamah baru ngomong saat 2 hari sebelum pernikahan mamah "

" Aku bingung saat aku mau nolak dan persiapan udah 90% dan bibir aku bilang iya, tapi hati ini gak terima "

" Dengan tak sengaja mamah gak meminta persetujuan aku dulu sebagai anaknya, sedangkan abang udah tau lama sebelum aku "

Almost Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang