chap12

30 1 0
                                    

Nathan menuruni tangga dengan tergesa-gesa karena ia lupa jika sekarang Nathan sudah janji dengan teman-temannya akan mengerjakan tugas sbk yang diwajibkan mereka menampilkan karya mereka didepan aula hari jum'at nanti. Walau tak semua murid akan menontonnya tapi hanya beberapa kelas yang sedang free class dan sebagainya.

" Mah aku nugas dulu ya di komplek sebelah " ucap Nathan pada Ratu yang sedang membuat kue didapur. Setelah pamit Nathan segera menyambar kunci motornya dan helm fullface miliknya.

" Assalamualaikum " ucap Nathan dan menutup pintu. Kemudian ia seera menuju garasi, mengeluarkan motor ninjanya dan menjalankannya menuju komplek dimana rumah Dinda berada.

.

" Assalamualaikum " ucap Nathan memasuki kamar Dinda, tapi ia tak melihat keberadaan sang pemilik. Nathan memang sudah akrab dengan keluarga Dinda, Gela, Karin, dan Sasa. Termasuk sebaliknya.

" Maaf tan, kok Dindanya gak ada ya? " tanya Nathan pada mamah Dinda yang baru saja menaiki tangga. Fitri- ibunya Dinda menepuk jidatnya dan menyengir kearah Nathan.

" Tante lupa, Dinda ada dihalaman belakang sama yang lain " jelas Fitri. Nathan mengangguk kemudian pamit dan menuju halaman belakang rumah Dinda.

Disana sudah terlihat Dinda sipemilik rumah, Gela, Sasa, Karin serta kedua sepupu Nathan Rendi dan Haris. Nathan menghampiri mereka dengan cengiran alanya.

" Halah.... jam segini baru dateng, abis nonton bokep dulu kan lo?! " ucap Rendi yang membuat Nathan menatapnya tajam.

" Yaudah udah lengkapkan ayo mulai " ucap Karin bangkit dari duduknya dan menbawa cemilannya. Tapi Gela malah menghela nafas saat melihat layar handponenya.

" Nath, jemput Radit gih mobil dia mogok didepan komplek " ucap Gela menatap Nathan. Sedangkan Nathan menatap balik Gela dan menaikan sebelah alisnya seolah bertanya 'kenapa harus gue?'

" Karena lo telat dan Radit juga telat jadi lo harus jemput dia " ucap Dinda sebagai ketua didalam kelompok ini. Nathan yang tidak bisa melawan hanya menghela nafas dan kembali memakai helmnya dan berjalan menuju garasi.

.

Radit yang tak menerima sedikitpun jawaban dari Gela hanya menghela nafas dan berharap ada yang membantunya dan mengajaknya bersama menuju rumah Dinda.

Sebuah motor besar berwarna hitam berhenti dihadapannya dan membuatnya menoleh dari pandangannya. Radit menatap heran dan menunggu sipengemudi itu melepas helmnya. Dari postur tubuhnya sih, sepertinya itu wanita karena Radit melihat dari kaki jenjang sipengemudi walau ia memakai jeans panjang berwarna putih dipadukan dengan kemeja kotak-kotak dengan t-shirt putih didalamnya tak lupa sepatu adidas merah darah yang sepadu dengan kemejanya.

" Naik " ucap si pengemudi itu membuka helmnya dan membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Radit menghela nafas saat melihat siapa yang mengemudikan motor besar itu. Ariel batinnya dan menghampiri Nathan.

" Napa sih nyusahin aja lu dari kemaren sebel gue sama lu " ucap Nathan saat Radit berdiri tepat dihadapannya. Radit hanya tersenyum dan menoleh kearah mobil VW biru lautnya. Nathan ikut menoleh dan tertegun dengan pemandangan didepannya. Walau Nathan selalu memakai motor besar dan trail tapi Nathan juga sangan menyukai kendaraan lama, seperti vespa, atau mobil PW yang ada dihapannya.

" Keluaran 63? " tanya Nathan dan membuat Radit menoleh. Radit mengangguk dan menatap Nathan heran.

" Jadi ini gimana? " tanya Radit memecahkan lamunan Nathan. Nathan menoleh dan menatap Radit datar. Nathan melirik kearah jok belakang mengisaratkan untuk Radit naik. Radit yang paham langsung naik dan merekapun kembali ke rumah Dinda.

Almost Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang