chap20

24 0 0
                                    

Chap ini mengandung unsur dewasa

*****

Acara sudah selesai beberapa menit yang lalu dan sekarang Nathan dan Radit akan tinggal di rumah Nathan dulu sehari dan besok mereka akan berpindah keapartemen.

" Lo dulu yang mandi " ucap Nathan kemudian menjatuhkan dirinya ke kasur miliknya. Radit menoleh dan berjalan menuju kasur. Nathan sudah memakai kaos biasa dan boxer biru tuanya.

" Kenapa kita gak mandi bareng aja " goda Radit. Nathan langsung menoleh dan melototi Radit. Sedangkan si empun hanya menaik turunkan alisnya.

" Pergi atau burung lo terbang? " ucapan itu sukses membuat Radit terdiam sejenak tapi kemudian ia terkekeh dan merangkak keatas Nathan.

" Kalo misalkan burung aku terbang, nanti kita gimana bikin anaknya? " ucap Radit membuat Nathan menatapnya dengan tajam, tapi pipinya bersemu merah. Memang Nathan paling tak bisa menyembunyikan rasa malunya didepan Radit, ia tak tau mengapa begitu.

" Atau sekarang aja? Sebelum burung aku terbang? " Nathan tak kuat dengan semuanya, tapi tubuhnya tak bisa bergerak karena Radit menguncinya dan otaknya tak berjalan, mungkin.

Radit tersenyum saat Nathan tak menolak sedikitpun perlakuanya pada Nathan. Jangan anggap Radit serius karena dia hanya ingin menggoda Nathan saja dan ingin tau bagaimana reaksi Nathan selanjutnya.

Radit membuka jas hitamnya dan kemeja putihnya, menyisakan dirinya yang bertelanjang dada. Nathan yang melihat itu menutup matanya rapat-rapat tanpa memalingkan wajahnya.

Perlahan kedua tangan Nathan di satukan diatas kepala Nathan dan dicekal oleh tangan kiri Radit. Itu membuat Nathan kembali membuka matanya dan melihat iris bola Radit yang berwarna coklat itu.

' Gue gak bisa lawan ini, gue gak bisa ' batin Nathan menyerah dibawah Radit. Ia akan menerima semuanya karena ini juga kewajibannya untuk melayani suaminya.

" Jangan tegang ya, lemesin aja sayang " ucap Radit. Kemudian ia memajukan wajahnya membuat Nathan segera menutup matanya. Radi terkekeh saat melihat kelakuan Nathan. Perlahan ia mengarah pada leher Nathan itu paling ia sukain.

" Mph... " Nathan mengeluarkan suara itu akhirnya. Ia terlalu menikmati semua, semua yang dilakukan Radit kepadanya. Tapi ia tak menyesal, tak tau kenapa ia malah senang saat Radit melakukan ini padanya.

Radit menjelajahi leher Nathan dengan bibirnya. Tak tau kenapa ia sangat mendambakan leher jenjang Nathan sendari kemarin, sampi ia tak bisa tertidur semalaman.

" Radditthhhh..... " ucap Nathan, Radit tau jika Nathan ingin menyudahi ini tapi ia tak mau. Kemudian akhirnya Radit melepas pegangannya pada lengan Nathan dan membiarkan tangan Nathan melingkar di lehernya. Dan siapa sangka Nathan benar-benar melakukan itu. Dalam diamnya Nathan serta Radit tersenyum. Mereka menikmati itu semua.

Tanpa sadar kaos yang dipakai Nathan terlepas dan menyisakan Nathan yang hanya memakai bra hitamnya. Nathan tak tau siapa yang melakakukannya padanya, entah Radit atau dirinya sendiri. Nathan tak memperdulikan itu.

Sesekali Nathan menjambak rambut coklat Radit. Nathan sedikit geli dengan lidah Radit yang menjilatnya dan gigi Radit yang sesekali mengigitnya. Kaki Nathan melingkar di pinggang Radit, dan itu membuat Radit terkekeh dalam kegiatannya. Tangan Radit yang bebas megusap perut datar Nathan dengan sensual. Nathan yang merasakan itu hanya mengerang dan mendesah.

" Nath, Dit kalian di sur--- " ucapan Rendi terhenti saat ia melihat semua itu, Rendi merepas kenop yang ia pegang kemudian menutupnya dengan pelan tak mau menganggu dua insan yang sedang bercinta itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Almost Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang