chap14

17 1 0
                                    

" Dit makasih atas semuanya ya " ucap Nathan saat mobil Radit terparkir di pekarangan rumah Nathan. Memang Nathan tak kembali ke apartement nya melainkan pulang kerumahnya, bukan Nathan yang mau tapi Radit yang memaksanya. Radit pun tersenyum dan masih setia menunggu Nathan untuk keluar dari mobilnya.

" Dit, gue takut "

Lirih Nathan akhrinya, ia mengenggap tanganya dengan kuat dan menundukan kepalanya. Radit menoleh kemudian keluar dari mobilnya, membukakan pintu untuk Nathan dan menuntun Nathan masuk kedalam rumahnya.

" Assalamualaikum " ucap Radit saat masuk ke dalam. Nathan masih menunduk, menatap kosong ke tanganya yang digenggam Radit.

" Waalaikum salam " jawab seseorang yang membuat Nathan semakin mengeratkan genggamannya pada Radit. Iya, yang menjawab itu Vero. Vero pun akhirnya menghampiri mereka.

" Kalian abis dari mana? Kok pegang-pegang tangan sih? Apa jangan jangan kalian--- " Vero menggantungkan kalimatnya. Nathan yang mendengar itu mendongak dan segera melepaskan pangutannya di tangan Nathan.

" Hahahahh de, de biasa aja kali, lagian lo sama dia bakal jadi suami istri juga " ucap Vero mengampit kepala Nathan. Nathan sempat kaget tapi kemudian tersenyum karena perubahan prilaku Vero padanya.

" Bang, jangan di gituin kasian dia baru dateng pasti cape " bela Radit dan menarik Nathan. Vero yang melihat itu terkekeh dan menjitak kedua insan didepannya.

" Bang maafin aku ya, aku gak maksud "

" Abang juga maaf karena gak mau dengerin penjelasan kamu "

Nathan mendongak dan melihat manik-manik mata Vero, Vero tersenyum dan memeluk Nathan. Nathan hanya menghela nafas dan membalas pelukan abangnya itu.

" Udah dong, gue serasa tikus yang ngelewat " ucap Radit membuat Nathan melepaskan pelukannya dan segera lari ke sofa, berdiri diatas sofa sambil celingak-celinguk.

" Mana?! Mana tikus?! Mana?! " teriak Nathan tak jelas, membuat Vero terbahak melihat tingkah adiknya sedangkan Radit mengerutkan keningnya.

" Dia takut tikus " ucap Vero membuat Radit melongo dengan pengakuan itu, tapi detik kemudian Radit ikut terbahak dengan Vero membuat Nathan melirik mereka sinis.

" Gak ada kok, gue cuma becanda "

" Sialan lo " ucap Nathan turun dari sofa dan berjalan menuju kamarnya tak memperdulikan Rdit dan Vero yang masih terbahak disana.

" De? Kamu dari mana? " tanya Vino yang baru keluar dari kamarnya. Nathan menoleh dan menyalami Vino.

" Dari pameran mobil bang ditaman kota nih aku bawa oleh-oleh " ucap Nathan mengangkat bungkusan yang dia bawa. Vino tersenyum dan mengusap kepala Nathan.

" Nih bang buat abang " ucap Nathan mengeluarkan miniatur mobil sport hitam kesukaan Vino. Vino menerima itu dengan senang hati.

" Kamu kesana sama siapa? Vero? "

" Sama Radit bang, dia yang ngajak aku " jawab Nathan membuat Vino menatapnya dengan penuh arti. Nathan yang melihat itu mengerutkan keningnya dan memukul pelan lengan abangnya itu.

" Kenapa sih bang? "

" Oh iya mamah sama papah kemana kok gak ada? " tanya Nathan mengalihkan pembicaraannya dengan Vino, takut-takut Vino akan mengintrogasinya lagi.

" Mereka ke Bali nenek sakit di sana " ucap Vino. Memang ayah Nathan berasal dari Bali jadi saat idul fitri tiba mereka pasti berlibur ke Bali dan menikmati semua yang ada di sana. Nathan mengangguk dan menghelan nafas.

Almost Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang