chap16

20 2 0
                                    

Radit memarkirkan mobil Nathan di basement apartemen. Radit menoleh dan mendapatkan Nathan sedang tertidur dengan wajah yang sedikit gelisah. Radit mengecup puncak kepala Nathan dan keluar untuk menggendong Nathan. Saat akan digendong Nathan malah mengerutkan kening dan malah memeluk leher Radit dan menyimpan kepalanya di bahu Radit, dan akhirnya Radit menggendong Nathan seperti bayi, ala koala style.

" Nathan kenapa? " tanya Seorang satpam yang menjaga didepan pintu. Radit tersenyum mengangguk.

" Kecapean pak, saya permisi dulu ya " ucap Radit, pak Tono yang memang sudah kenal Radit hanya mengangguk dan mempersilahkan Radit untuk membawa Nathan keapartemennya.

" Assalamualaikum " ucap Radit memasuki apartemen Nathan. Gela dan Dinda yang sedang menunggu Nathan di ruang tv, langsung menatap Radit dengan tatapan mengintogasi.

" Bentar gue mau nidurin dulu Nathan kasian kecapean, Sasa sama Karin mana? " tanya Radit. Gela bangkit dan membukakan pintu kamar Nathan.

" Lagi tidur mereka cape katanya " ucap Gela mengikuti Radit memasuki kamar. Radit menidurkan Nathan dengan hati-hati.

" Boleh minta gantiin baju Ariel gak? " tanya Radit diangguki Gela. Radit pun meninggalkan Nathan dan Gela yang ada dikamar kemudian ia duduk bersama Dinda yang sedang menonton tv.

" Lo nemuin Nathan dimana? " Dinda menatap Radit yang sedang memainkan handponenya. Radit menoleh dan menghembuskan nafas.

" Di club " jawab Radit meluruskan pandangannya pada tv. Dinda hanya menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa ia membiaarkan Nathan menyusul Gatan dan Ali ke club.

" Gak terjadi apapun kan? " tanya Dinda khawatir. Tapi saat Radit akan menjawab pertanyaan dari Dinda ia malah mendapat tamparan. Gela bernafas tergesa-gesa, iya yang menampar adalah Gela.

" Lo apain Nathan?! Sampe lehernya banyak tanda merah? " tanya Gela dengan berapi-api. Radit menghela nafas dan menunduk.

" Itu kelakuan sepupu gue, Fikri "

Hening sesaat mereka mencerna semua kata-kata Radit yang baru saja ia dengar.

" Apa?! Fikri?! "

Ucap mereka berdua bersamaan. Radit hanya mengangguk dan menghela nafas berat.

" Bentar lo bilang sepupu? " ucap Gela berusaha mencerna kalimat Radit barusan.

" Fikri sepupu lo? " lanjut Dinda dan diangguki oleh Radit. Gela melongo sama seperti Dinda mereka baru tau bahwa Radit memiliki sepupu sebejad itu.

" L-lo gak bakal batalin pernikahan lo sama Nathan kan? "

Gela sangat takut jika Nathan akan kembali diganggu oleh Fikri dan kemungkinan besar Nathan akan ' rusak ' oleh Fikri.

" Gue gak akan biarin sepupu gue ngerusak cewe lagi " ucap Radit. Gela dan Dinda menghela nafas. Mereka sangat mengkhawatirkan Nathan. Karena Nathan akan melakukan apapun demi orang yang disayang bahkan membuatnya celaka.

***

Nathan membuka matanya dan mendapatkan dirinya sudah berada dikamar dengan Gela yang tertidur disampingnya dan Dinda yang tertidur di sofa. Nathan menggeliat dan berjalan menuju kamar mandi. Saat ia melihat cermin lehernya penuh dengan bercak merah. Nathan mengendus dan menggosok bercak itu sampai lehernya merah semua. Nathan menghela nafas dan keluar kamar mandi.

Saat melewati ruang tv Nathan melihat Radit, Rendi dan Haris yang tertidur di karpet dan dengan sarung yang menyelimuti mereka. Nathan terkekeh dan pasti ini adalah kerjaan Gela yang mengundang kedua sepupunya. Setelah itu Nathan kedapur dan memgambil minum. Nathan hanya menghela nafas saat memegang kembali lehernya.

Almost Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang