chap19

15 0 0
                                    

" Ana? Kamu kok belum tidur? Besok hari besar kamu loh gih sana tidur " Nathan menoleh dan mendampatkan ibunya berdiri diambang pintu. Nathan tersenyum dan menghampiri Ratu.

" Mah, Ana mau tidur sama mamah boleh? " tanya Nathan langsung memeluk Ratu dengan manja. Ratu tersenyum dan mengusap lembut kepalan Nathan.

" Kamu tuh kayak anak kecil aja " Ratu terkekeh saat melihat Nathan mengerutkan bibirnya.

" Mamah " rajuk Nathan membuat Ratu mengangguk dan mengikuti langkah Nathan masuk kedalam kamarnya. Nathan pun tertidur di samping Ratu dan memeluk Ratu dengan erat.

Merekapun larut dalam tidurnya, Nathan yang memeluk Ratu seperti anak kecil dan Ratu yang memeluk sayang anak perempuan semata wayangnya. Dalam hitungan jam gadis kecilnya akan menjadi seorang istri orang lain membuat tanggung jawabnya lebih besar kepada suaminya kelak. Ratu sangat menyesal saat mengenang masalalunya yang melantarkan Nathan karena sibuk dengan pekerjaannya.

" Mamah sayang kamu " ucap Ratu dan mengecup puncak kepala Nathan. Ratu pun akhirnya ikut tertidur dengan Nathan.

***

" Na? Ana? Bangun kamu mandi dulu " ucap Ratu menggoyang-goyang tubuh Nathan. Nathan membuka mata dan tersenyum pada Ratu, Ratu kembali tersenyum dan mengecup puncak kepala Nathan dengan waktu yang lama. Nathan memejamkan matanya dan menikmati kecupan dari sang ibunda yang ia cintai.

" Mamah gak akan ninggalin kamu lagi Ana, kalo kamu butuh apapun mamah bakal lakuin semuanya. Mamah janji " Nathan tersenyum dan menatap ibunya sendu.

" Makasih mah " Nathan memeluk Ratu dan mecium pipi Ratu.

" Kamu mandi dulu gih, terus kamu pake gaun itu " Nathan menoleh dan melihat gaun pilihannya beberapa hari kemarin. Nathan mengangguk dan masuk kedalam kamar mandinya.

.

" Nathan!!!! Omg liat gue cantik kan pake dress ini? Liat deh liat " Karin memasuki kamar Nathan diikuti dengan yang lainnya. Nathan menoleh dan tersenyum.

" Kalian cantik " gumam Nathan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil dilehernya. Dinda yang sudah siap dengan peralatan make up nya segera membuka ranselnya dan membawa hair dryer nya.

" Lama banget dah, sini sama gue keringin " Nathan hanya mengangguk dan tak menolak apa yang akan sahabatnya itu akan lakukan. Nathan juga melihat Gela yang mengeluarka alat make up di ransel Dinda, Sasa yang sibuk dengan beberapa heels dan Karin yang sibuk dengan perhiasan yang tergantung dengan gaun yang akan dipakai Nathan.

" Nath, gue mau nanya " izin Karin membuat semua menoleh dan terkekeh. Termasuk Nathan ia tersenyum dan mengangguk.

" Apa setelah lo nikah, lo bakal nuruti semua keinginan suami lo? " tanya Karin dan diangguki oleh Nathan. Karin sudah menimbang-nimbang pertanyaanya ini dan yang lain juga sudah tau apa yang mau Karin tanyakan sekarang.

" Lo bakal malem pertamaan sama Radit? " pertanyaan itu yang lolos dari mulut Karin membuat Nathan terdiam sejenak.

" Gue gak tau, tapi kata pak ustad Maulana perintah yang harus diutamakan oleh seorang istri adalah perintah suaminya " Nathan kembali mengingat perkataan ustad favoritnya setiap pagi.

" Dan kalo Radit mau gue harus giaman lagi? Gue gak bisa nolak Rin, pokoknya kalian do'ain aja lah biar tuh anak gak macem-macem dulu sama gue " yang lain mengangguk kemudian tertawa bersama. Nathan sangat senang mempunyai sahabat yang pengertian dan bisa menahan emosinya kepada Nathan yang selalu membuat ulah kepada mereka.

.

Semua sudah berkumpul di halaman belakang kediaman rumah Ardiansyah, tinggal menunggu mempelai wanitanya, yaitu Nathan.

Almost Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang