셋 (세)

344 40 2
                                    

Memeluk boneka kesayangannya sambil menangis, itulah yang dilakukan nayeon saat ini di dalam kamarnya.

Braakk

Terdengar suara dobrakan pintu depan yang membuat nayeon dan hye won sangat terkejut, bahkan piring yang tengah nayeon pegang pun pecah terjatuh

"Yaa! Dasar kau wanita sialan! Berani-beraninya kau mengadu pada jaebum!!" Ucap wanita yang mungkin usianya sudah memasuki kepala 6 membabi buta pada hye won

"Dasar wanita pembawa sial!! Harusnya kau mati saja! Kau itu hanya menyusahkan jaebum!!" Lanjut wanita baya itu, yang sudah pasti ibu dari jaebum -nyonya Im-

Lihatlah gadis kecil ini, nayeon sangat ketakutan akan amarah sang nenek, bahkan ia telah bersembunyi dibalik kaki sang ibu dan memeluknya sangat erat dan mulai menangis.

Nyonya im yang melihat nayeon di balik kaki hye won segera mencercanya

"Ya kau! Karena kau, anakku menikah dengan wanita miskin yang tak berpendidikan ini!!! Harusnya kau mati saja!! Kau tak pantas memakai marga keluarga ku!!!" Ucap nyonya im penuh amarah sambil menunjuk-nunjuk nayeon

"Berapa yang kau inginkan? Katakan saja" lanjut nyonya im pada hye won

"Apa maksud eommonim?" Tanya hye won pada nyonya im

"Tidak usah berlagak bodoh, aku tau kau menikahi anakku hanya karena hartanya kan? Jadi katakan saja berapa yang kau inginkan, dan pergilah dari jaebum" tuduh nyonya im pada hye won, sementara hye won menggeleng tak percaya.

Jika saja bukan karena jaebum membuatnya mengandung nayeon, tak pernah ada niatan hye won untuk menikah dengan jaebum. Meskipun ia mencintai jaebum, ia sadar ia dan jaebum tak akan bisa bersama, tapi... ah rasanya begitu sakit mengingat kejadian itu.

"Tak ada niatku untuk itu, aku hanya ingin keluargaku bahagia" ucap hye won dengan linangan air di pipinya.

"Jika eommonim menginginkan jaebum, ambillah jika dia tidak mau bersama aku dan nayeon lagi" lanjut hye won menggenggam dengan erat tangan nayeon

"Jadi kau menantang ku? Aah.. baiklah, akan aku pastikan jaebum akan meninggalkan kau dan anak haram mu itu" ucap nyonya im dan segera meninggalkan kediaman hye won.

Setelah kepergian nyonya im, hye won merasa kakinya tak bertulang lagi sehingga ia terduduk di lantai. Nayeon yang melihat eommanya terpukul hanya menangis dan memeluk sang ibu.

"Kenapa heolmoni begitu jahat padaku dan eomma" tanyanya dalam hati.

Setelah sang ibu tenang dan kembali tersenyum seperti semula, nayeon segera memasuki kamarnya dan menutup rapat pintu kamarnya agar tak ada yang bisa masuk.

Knock knock knock

"Nayeon buka pintunya, dari tadi kau belum makan. Sebentar lagi appa pulang" ucap hye won di depan pintu kamar sang anak, namun tak kunjung ada jawaban dari dalam kamar milik nayeon itu.

"Kuatkan lah hati anakku ya tuhan, semoga aku dan anakku bisa melalui masa sulit ini" doa hye won menatap pintu kamar anaknya.

Sang mentari telah terbenam sejak sejam lalu, itu artinya sudah 8 jam nayeon tak keluar dari kamarnya, lihatlah sang ibu yang begitu khawatir, berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar sang anak.

Trauma (외상)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang