일곱

380 33 1
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, nayeon kecil yang lucu itu kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, namun sayang sikapnya kini berubah 180°, dulu nayeon adalah gadis kecil yang ceria, ramah dan selalu tersenyum kepada semua orang namun lambat laun senyuman itu menghilang tepat setelah sang adik lahir, kini nayeon menjadi gadis remaja yang sangat pendiam, tertutup dan sulit beradaptasi dengan orang-orang baru.

Hubungan dengan keluarga orangtuanya pun nayeon seolah tak ingin tau, setelah pembuangannya kebusan nayeon tak pernah lagi mau mengunjungi keluarga ibunya di busan, begitu pun dengan keluarga ayahnya meski perjalanan yang tidak jauh tapi nayeon begitu enggan untuk kembali ke sana.

Bahkan kini hubungan nayeon dan kedua orangtuanya pun juga merenggang, tepat setelah ia membentak ayahnya, setelah hari itu nayeon lebih banyak berdiam diri di kamarnya, entah itu membaca buku atau hanya sekedar melamun.

Pagi-pagi sekali nayeon sudah siap untuk berangkat sekolah, kini nayeon berada di tingkat akhir sekolah menengah pertama. Nayeon sengaja berangkat pagi-pagi seperti ini untuk menghindari ayah,ibu atau pun adiknya.

"Nay udah mau pergi?" Tanya hye won yang sedang membuat sarapan di dapur

"Ya" jawab nayeon seperlunya saja dengan nada tak bersahabat.

Dulu nayeon tak begini kan? Lalu kenapa nayeon jadi seperti ini? Bukankah nayeon sangat menyayanginya sang ibu?

Iya, itu benar. Sampai sekarang pun nayeon masih menyayangi orangtuanya. Tapi nayeon tak pernah memperlihatkan nya lagi, semenjak ada Jeon Jiyeon -adiknya- orangtuanya tak pernah ada waktu untuk nayeon lagi. Bahkan akhir-akhir ini apa yang nayeon lakukan selalu salah di mata kedua orangtuanya, meski adiknya yang berbuat salah semua itu akan dilimpahkan kepada nayeon.

"Tidak sarapan dulu?" Tanya hye won lagi

"Tidak, aku pergi dulu" ucap nayeon segera berjalan keluar rumah.

"Sayang, nayeon sudah pergi?" Tanya jaebum yang baru keluar dari kamarnya.

"Sudah, baru saja keluar" jawab hye won sambil meletakkan makanan di atas meja.

"Dia tidak sarapan dulu?" Tanya jebum lagi menatap lekat sang istri.

"Tidak, semenjak masuk sekolah menengah pertama, nayeon tidak pernah sarapan lagi, perginya pun pasti pagi-pagi sekali" jelas hye won pada jaebum

"Appa~" panggil manja seorang anak kecil berusia 5 tahun yang tak lain adalah adiknya nayeon.

"Iya sayang" sahut jaebum dan mengangkat jiyeon untuk duduk di pangkuannya. Suasana inilah yang nayeon hindari sehingga sebisa mungkin nayeon pergi pagi-pagi sekali.

Nayeon yang tau bahwa ini terlalu pagi untuk ke sekolah pun memilih duduk di halte bis, hanya sekedar memandangi orang-orang yang lewat dan juga menikmati udara pagi yang segar.

"Kemarin eommaku marah karena nilai ulanganku merah"

"Sama eommaku juga marah, kata eomma harusnya aku bisa mendapat nilai 8 atau 9"

Nayeon yang mendengar percakapan dua anak perempuan itu pun merasakan ada sesuatu yang menohok hatinya.

"Kapan ya terakhir eomma dan appa memeriksa nilaiku?" Tanya nayeon pada dirinya sendiri dalam hati sambil memperhatikan dua gadis yang duduk disamping nya.

"Eomma dan appa sudah tidak perduli lagi padaku? Apa mereka melupakanku?" Lanjut nayeon lagi.

Tak lama bis yang menuju sekolah nayeon pun tiba, segera mungkin nayeon masuk.

Trauma (외상)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang