Chapter 1

4.5K 128 4
                                    


Nadine

Luxor Senior High School, sekolah menengah ke atas dengan akreditas A ini adalah salah satu sekolah favorit di Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luxor Senior High School, sekolah menengah ke atas dengan akreditas A ini adalah salah satu sekolah favorit di Jakarta. Tempat para anak konglomerat. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi rakyat menengah untuk sekolah di sini dengan beasiswa. Kalian tau namanya Yang kaya yang berkuasa? Yah di sini sangat menerapkan itu. Kalian miskin kalian di hina. Bullying, tidak satu dua anak keluar dari sini karena bully. Makanya tidak heran jika meski ada yang bisa mendapat beasiswa di sini mereka tidak akan mengambilnya. Sekeras itu? Ini kenyataannya. Sehingga gadis cantik dari keluarga terpandang, merubah penampilannya 180 derajat saat pertama kali memasuki Luxor.

Dia adalah Nadine Alexis Lustre. Putri dari Rena Wijaya model Indonesia yang berhasil Go Internasional saat berusia 21 Tahun dan Ulyses Lustre pengusaha terkemuka di Asia. Menjadi putri tunggal dari 2 orang hebat tidak menjadikannya manja dan dibutakan harta. Itulah istimewaan-nya.

***
Kriiiiiing
(suara alarm di atas nakas)

Terlihat seorang gadis polos tanpa make up mengulet sambil merenggangkan otot²nya, hari ini ia akan ke sekolah. Memulai aktifitas pagi seperti biasa, menguncir dua rambutnya, memasang kacamata dan menaikkan rok panjangnya.

"Cantik," ucapnya melihat pantulan dirinya di cermin.

Nadine POV

Matahari pagi bersinar menemani setiap langkah kakiku menuju tempat dimana aku menuntut ilmu saat SMA ini. Aku berangkat sekolah 15 menit sebelum bel masuk berbunyi dengan jalan kaki. Di samping terkenal cukup pintar, pasif dalam kegiatan serta pendiam seantero 12 ipa aku juga terkenal siswi paling aktif dalam urusan datang telat bukan telat sih, tepatnya hampir telat.

"Selamat pagi," sapaku pada salah satu guru yang berjaga di gerbang. Ia tugasnya menghukum murid yang telat.

"Pagi, Nadine Nadine .. katanya jarak rumah nggak sampai satu kilo kok datang di pres mulu."

"Hehee ya maaf pak, nungguin mama masak. Sayang kalo gak dimakan, ntar kecewa."

"Itu mulu alesannya besok ganti udah bosen," sahut pak satpam.

"Hehee siap pak."

Saat di perjalan menuju kelas beberapa anak melempar tatapan sinis kepadaku, biasalah.

"Upsyy," ucap salah satu cewek sok2an saat melempar tisu bekasnya di depanku.
"Gak liat kalo ada orang, hahahaa."

"Udah Fin, gak penting sampah."
Mereka melewatiku begitu saja.

Lo berdua tuh yang sampah njing. Kayak kagak pernah disekolahin buang sampah sembarangan. Omelku pelan sembari memungut tisu untuk kubuang di tempatnya.

"Nadine ... Udah ngerjain PR?" Baru saja masuk kelas, langsung disuguhi pertanyaan seperti itu.

"Ya pasti udah lah, jangan ditanya lagi Ket. Cewek nerd kayak dia pasti rajin," ucap Riki cowok berambut ikal dengan baju berantakan.

Perjanjian Gila! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang