enam belas

1.9K 99 25
                                    

Tok tok tokk

"Masuk." Aku melihat Hendra, asistenku yang masuk dengan wajah cemas membuatku sedikit kebingungan.

"Maaf, bu. Di bawah ada keributan antara tamu dan resepsionis."

"Keributan apa?"

"Ada beberapa pengusaha muda yang sudah booking kamar hotel untuk ditempati tanggal 1 Juli, namun resepsionis kita melakukan kesalahan dengan mencatat tanggal yang salah. Oleh karena itu, hari ini nama tamu tersebut tidak masuk list."

"Arrgh memusingkan, apa di bawah tidak ada yang bisa menyelesaikan? Ya sudah catat saja tanggal masuknya sekarang, dan beri dia kunci kamarnya. Saya juga harus segera menyelesaikan laporan ini dulu."

"Tapi justru itu masalahnya. Kita..."

"Ya sudah, ayo turun." Aku memotong penjelasan hendra untuk memilih turun ke bawah melihat apa yang sebenarnya di permasalahkan. Sesampainya di bawah aku melihat 2 orang pria yang berdebat serius di depan resepsionis.

"Selamat siang, maaf pak. Ada yang bisa saya bantu?" Mereka menoleh dengan melihatku dari atas sampai bawah, kuperkirakan aku dengan 2 pengusaha ini seumuran terlalu tua jika aku memanggilnya bapak. "Saya Nadine First Office manager di hotel ini."

"Oh tentu anda tau permasalahannya, kan? Tentang kesalahan yang di buat salah satu pegawai anda?"

"Iya saya tau dan saya minta maaf sekali, kalian bisa langsung booking kamar hotel dan check in mulai hari ini dan saya pastikan tuan akan mendapat pelayanan terbaik. Ika akan mengurus semua prosesnya, untuk tipe kamar anda bisa bicarakan langsung dengannya," ucapku seramah mungkin.

"Tapi salah satu dari mereka menginginkan Executive room yang mana sudah fully booked."

Aku menarik napas pelan lalu menjelaskan kepada mereka dengan lembut, "Tuan-tuan, saya sangat memohon toleransinya ya, kami masih ada Deluxe atau Suite room dan untuk pelayanan staf saya bisa mengatur serupa dengan pelayanan executive atau VIP room."

"Sebenarnya nona, kami tidak keberatan tapi..."

"Tapi saya yang keberatan!" kontan aku menoleh ke belakang menemukan sesosok pria yang berjalan menghampiri kami semua dengan sorot mata tajam. "Staf hotel ini yang melakukan kesalahan, tapi kenapa kita yang harus menanggung dampaknya. Ayo kita pergi, cari hotel yang lebih baik dari ini. Ingat ya saya bisa membuat review hotel kalian dan itu akan menurunkan jumlah pengunjung. Tunggu saja."

"Tunggu, pak. Kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan apa yang kalian inginkan. Jadi saya mohon, jangan membuat review yang aneh-aneh. Sudah saya bilang bapak bisa menempati Suite room dan kami akan memberikan pelayanan layaknya VIP room." Jelasku pada punggungnya, bagaimana tidak pada punggungnya dia melewatiku begitu saja tanpa menoleh. Dua orang yang bercakap denganku tadi menuju ke tempat ika dan memasan kamarnya. Sedikit senyum mengembang di bibirku, kurasa mereka mulai lelah.

"Gue dan Reno stay di hotel ini, kita ini perjalanan jauh dan percuma saja menghabiskan waktu untuk berdebat. Kita duluan," Jelas tuan itu pada temannya yang keras kepala.

"Terima kasih tuan atas pengertiannya."
Mereka tersenyum membalas senyumanku lalu berjalan lebih dulu dengan beberapa staf yang mengantarnya. Sementara orang yang kupanggil bapak itu masih mematung. Aku menghampirinya sampai berada tepat di depannya.

"Pak, saya dan semua staf sangat meminta maaf atas kesalahan kami. Saya mohon sekali lagi bapak tetap stay di hotel ini, saya akan carikan bapak kamar beserta suasananya yang sangat indah."

Perjanjian Gila! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang