Chapter 6

1.7K 108 6
                                    


Pagi harinya

Saat pelajaran berlangsung,  sebagian siswa melihat ke arah lapangan. Murid yang datang terlambat tadi, dijemur dibawah terik matahari dan dihukum mencari sampah disekitar sekolah.

"Hampir aja gua telat tadi, untung aja," gumam Nadine.

"Kebiasaan banget," sahut Kety.

"Rumah lo di mana sih? Katanya deket? Kok kita gaboleh main?" Tanya Yuri yang duduk di depannya.

"Hahaaa malu kali dia nunjukin gubuknya," sahut Pika dengan terkekeh.

"Lebih malu lagi aslinya goblok tapi sok pinter," jawabnya santai.

"Lo ngatain gue?!" Seru Pika dengan nada tinggi.

"Lah kalo lo merasa ya ...."

"Heh! Kalian nggak menghargai saya di sini?!" Seru Bu Fida guru matematika yang langsung membuat semuanya tertunduk diam.

***

James dengan wajah memerah menemui Finny yang asyik mengobrol dengan teman-temannya.

"Mulai hari ini kita nggak ada hubungan apapun. PUTUS." Finny terhenyak dia sama sekali tidak mengerti dengan perubahan sikap James yang mendadak ini.

"Kamu ini apa-apaan sih sayang?"

"Stop!  Jangan panggil gue sayang. Gue paling benci sama pembohong apalagi tukang selingkuh."

Klung
[James send video's]

"Ya ampun ini gak seperti apa yang kamu lihat sayang. A-aku cuma."

"Cuma apa hah? Di video ini sudah jelas kamu gelendotan sama cowok lain. Dan denger, kamu bilang gak punya cowok? Hah,"

Plok plok plok

"Bagus aku wujudin keinginan kamu. Kita Putus dan kamu bebas deket sama siapapun."
James langsung pergi meninggalkan Finny yang menangis.

***
"Hei, hei pesawat Airasia Philippine jatuh di laut." Celetuk Jen, cewek terupdate. Sontak hal itu membuat semua mengerumuni Jen lalu mengecek ponsel masing-masing termasuk Nadine. Airasia Philippines
Pesawat tujuan manila-jakarta.

"Kejadiannya pukul 8.30 pagi tadi," gumam Nadine.

Mengingat papanya masih di Filipina membuatnya lega karena papanya tidak pulang hari ini. Sudah 4 bulan papanya mengurus bisnis di Filipin, entahlah kapan dia akan pulang dan menemui keluarganya. Yang Nadine tahu, papanya adalah orangtua yang baik. Walaupun sibuk, tapi dia selalu menyempatkan waktu untuk melakukan video call setiap hari bersama Nadine ataupun mamanya, menanyakan kabar dan bercanda walaupun tidak lama.

Bel istirahat kedua selesai, memasuki pelajaran Bimbingan konseling. Sebagian siswa membenarkan pakaiannya agar tampak rapi.

"Selamat Siang," ucap seorang guru BK yang berwajah ramah dan keibuan. Bu Warsa, usianya cukup tua serta sangat keibuan namun dia juga sangat disiplin.
"Siang. "

"Nadine, kemari ikut ibu sebentar."

"Ke mana?"

"ada yang mau nemuin kamu,  bawa tas sekalian. Ayo cepat." Nadine mengikuti bu Warsa dari belakang yang menimbulkan berbagai macam pertanyaan di otak Nadine dan teman-temannya.

Di ruang BK sudah ada tantenya yang datang menjemput Nadine untuk pulang.
"Ada apa, Tan? Kok aku diajak pulang? Tante juga kapan datengnya nggak ngabarin? Terus mata Tante sembab itu kenapa?" Ira yang tidak lain adalah mama Yassi, tetap saja diam mendengar berbagai pertanyaan dari keponakannya itu.

Perjanjian Gila! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang