Dua Puluh

1.4K 63 26
                                    

Sinar matahari pagi menelusup di cela-cela jendela, mengganggu mata Nadine yang tertutup rapat. Dengan setengah kesadarannya ia bangun karena silau.

"AAAAAAAAAA!" Teriaknya saat melihat seorang lelaki yanv bertelanjang dada seranjang dengannya.

"Ehmm apa sih? Berisik!"

"Ngapain lo di kamar gue?!" James mengacuhkan pertanyaan Nadine, dia masih sangat ngantuk sehingga tidak punya kekuatan untuk menggerakkan mulutnya.

Tok tok tok tok
Nadine segera berlari ke arah pintu, membukanya dengan gopoh lalu muncullah wajah mamanya yang seperti berbicara "Ada apa?"
"Ma, kenapa si James itu seranjang denganku?!"

"Lha, James kan udah jadi suami kamu, gimana sih? Masa lupa?" Rena berlalu pergi dengan geleng-geleng karena tingkah aneh putrinya.

1
2
3 detik kemudian Nadine akhirnya ingat bahwa ia sekarang sudah menikah.
"Shit!"

"Woi bangun!" Nadine memgoyak tubuh James, sehingga mau tidak mau ia harus bangun juga.

"Heh bisa nggak kalo tidur itu pake baju. Kan bikin gue kaget!"

"Lah terima nggak terima ini udah jadi kebiasaan gue. Kalo pake baju itu gerah."

"Tinggal turunin suhu AC nya gitu aja ribet. Masa gue juga harus pertahanin kebiasaan gue yang pake tanktop sama hot pant kalo tidur? Nggak kan? Kita nikah itu cuma formalitas."

"Gue tau, lagian lo kira gue suka gitu sama tubuh lo yang nggak ada bodynya itu? Nggak bakal nafsu apalagi sampai bikin adek gue bangun."

Nadine melotot dan membuat gerakan seakan ingin meremas mulut James, "Ih mulut lo itu kayak nggak pernah disekolahin!"

Selesai pertengkaran yang cukup menguras energi Nadine turun untuk sarapan pagi.
"Jamesnya mana?"

"Tidur lagi kali," jawabnya cuek dengan mulut penuh roti isi coklat favoritnya. Tak lama kemudian James muncul dan duduk di samping Nadine.

"Good morning, all."

"Morning James ... oh iya kalian harus segera siap-siap ya. Jam 10 nanti kalian akan terbang ke prancis untuk bulan madu. Taraaa..." Rena mengeluarkan 2 tiket pesawat yang seketika membuat mata Nadine melotot kaget.

"What?!" Pekik James dan Nadine.

"Why?" Tanya Rena bingung.

Nadine menggeret kopernya dengan kesal. Dia benar benar tidak mau harus pergi ke prancis dengan James.

"Mana tiketnya." James pun memberikan tiket itu kepada Nadine. Tanpa banyak omong Nadine merobek dua tiket itu dan membuangnya asal.

"Hei, Why?"

"Wha why wha why! Gue nggak mau pergi. Sekarang kita pesen tiket ke Bali. Gue harus kerja"

"Shit, Bali? Lo mau pergi ke Bali? Kerja? Biar ketemu gitu sama Sathit dan Yassi, trus mereka cerita ke ortu lo bahwa lo nggak jadi pergi honeymoon dan malah kerja." Nadine sedikit berpikir, kalau mamanya tau pasti telinganya bisa pengang kena omel.

"Oh iya ... ya terus gimana dong."

"Tiketnya udah lo robek. Setidaknya kita bisa tetep ke prancis ya walaupun nggak honeymoon tapi holiday."

"Ish sorry, gue bener-bener buntu."

"Ya udah terus sekarang ke mana?"

"Nggak tau terserah."

"Singapore?"

"Bosen bego."

"Thailand?"

"Mau lihat banci?" James mendelik kesal tidak habis pikir dengan wanita di sampingnya.

"Lalu ke mana?"

"Terserah!"

"Tunggu sini, gue pesen tiket ke Filipina nggak ada protes."
Nadine mengedikkan bahunya acuh dan memainkan ponselnya untuk menghilangkan bosannya.

"2 tiket ke Filipina penerbangannya jam 2 sore." Ucap James semari memberikan tiket itu ke Nadine.

"What the hell?! Itu masih 3 jam lagi. Bisa jamuran gue di sini."

"Bisa nggak lo berhenti protes."
Mereka akhirnya ke salah satu Resto di bandara, makan siang sekaligus menunggu.

"Ehm iya jadi recana lo buat ceraiin gue kapan?"

Uhuk uhuk uhuk
James tersedak makanannya sendiri, Nadine pun spontan memberinya minum.

"Lo-lo sinting ya? Bisa dipenggal bokap gue kalo ceraiin lo. Lagian nggak bisa langsung kayak gitu dong 2 atau 3 tahun kek."

"No, 1 tahun."

"Ya terserah."

"Peraturannya nggak ada sex di antara kita."

"Ok, bebas menjalin hubungan dengan orang lain. Nggak boleh ada larangan."

"Siyap, gue ngerti kok lo kan playboy dan yang terakhir kita tetap hidup bebas, awas aja kalau lo berani atur-atur hidup gue."

Setelah perjalanan 18 jam akhirnya mereka sampai juga dengan aman dan selamat. Langsung saja mereka masuk ke dalam ruangan hotel dengan 2 kasur yabg terpisah, sesuai pesanan. Sebenarnya tadi mereka ingin membooking 2 kamar namun sial itu tidak tersedia.

19.00
Nadine menonton tv sambil memyeruput coklat panas di tangannya, sedangkan James ia terlihat rapi dengan pakaian santai.
"Gue mau pergi dulu, ketemu temen-temen."

"Lo punya temen di sini?"

"Iyalah, gue kan sempet menetap sekitar 2 tahunan di sini."

"Oh gitu, oke."

Drtt drtt drtt

"Astaga mama!" Seruan Nadine membuat James yang akan membuka pintu mengurungkan niatnya.

"Ya udah angkat."

"Kalau mama nanya gimana? Kita kan nggak di paris?"

James menyabet ponsel Nadine dan menggeser tombolnya ke kanan.
"Iya, ma?"

"Oh James, gimana sama liburan kalian baik baik aja kan?"

"Iya baik kok. Makasih ya."

"Sama sama. Kalian masih di hotel? Nggak jalan-jalan? Mama kirimin foto foto kalian waktu di sana ya. Jangan lupa."

"Ehmm sebenarnya kit nggak jadi ke prancis, kejauhan. Nadine juga keburu capek, jadi kita mutusin buat ke Filipina aja. Kan james juga sudah hapal jalan sama tempat tempat keren di sini."

"Oh gitu, ya udah nggak papa. Yang penting oleh olenya jangan lupa."
"Oke ma, nanti Nadine bawain yang buanyak," ucap Nadine ikut nimbrung.
"Tapi mama mau oleh olehnya itu cucu, heheh."

"APA?!" Seru Nadine mendengar ucapan mamanya yang ketawa di sana.

"Ehm kan juga nggak bisa langsung jadi ma, kayak buat apa aja langsung berhasil."

"Gas terus James. Kita di sini udah nggak sabar nimang cucu." Papanya Nadine pun ikut-ikutan jawab. James terkekeh kecil sementara Nadine pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Hahaha bener tuh kata papa ih, ya udah kalian have fun yah. Daaa."
"Daa ma."

Tut tut tut

James melirik nakal ke arah Nadine, "Gas nggak nih?"

"James! Gua double kill lo?!" Serunya disertai pukulan kecil di lengan James.

"Hahaha pipi lo udah merah banget kayak tomat."

Nadine kontan menghentikan pukulannya dan memegang pipi bulatnya itu.

"Nggak kok, pergi sana. Katanya tadi mau pergi."

"Iya iya bawel, nanti malam gas yuk?" James mengedipkan sebelah matanya, sebelum mendapat pukulan ia keluar dan menutup rapat pintunya.

"Jameeees! I hate you?!"



****
Segini dulu ya 🙏
Buntu ide banget, mungkin efek mau lebaran banyak yang mo nikah sementara sini masih jomblo. Wadaw

Perjanjian Gila! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang